Bisnis ritel terpukul Covid-19, ini insentif yang diharapkan Hippindo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) memukul industri ritel di tanah air. Terlebih, di awal masa penyebaran, sejumlah pusat perbelanjaan di beberapa kawasan di Indonesia memilih tutup untuk menghambat penyebaran virus corona. 

Alhasil, sektor ritel menjadi salah satu yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Bahkan, saat fase kenormalan baru dimulai, penjualan sektor ritel pun tak kunjung pulih. 

Untuk itu, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan bahwa pebisnis ritel di Indonesia membutuhkan insentif berupa sokongan pembayaran gaji karyawan dan penyewaan toko.


Baca Juga: Hippindo sebut ada pengelola mal yang menggratiskan tarif sewa terkait PSBB

"Kami mengharapkan pemerintah memberikan insentif kepada kami seperti pemerintah Singapura dan Malaysia mensubsidi pengusaha ritelnya. Hal itu dilakukan dengan penalangan gaji karyawan ritel dan bantuan sewa baik untuk pengusaha ritel dan developer pemilik mall," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Lebih lanjut, Budiharjo memaparkan jika pemerintah saat ini memberikan himbauan kepada pengusaha ritel untuk tidak memberhentikan pekerjanya, sementara biaya gaji karyawan menjadi pukulan berat bagi peritel tiap bulannya.

Dengan memberikan penalangan gaji kepada karyawan kepada perusahaan, perusahaan dapat menggerakkan cashflow untuk membayar supplier dan pengelola pusat perbelanjaan, serta melakukan pembelanjaan barang untuk dijual lagi.

Tak hanya itu, dengan membantu para karyawan, perekonomian kembali terdorong dengan perputaran konsumsi.

"Perputaran ekonomi ini memang perlu didorong dari konsumsi, ini yang sangat penting di industri ritel," sambungnya.

Baca Juga: Hippindo: Diskon dari pengelola mal beragam tergantung negosiasi

Budihardjo menjelaskan, di Singapura dan Malaysia, pemerintahannya memberikan insentif berupa sokongan 70% dari UMP gaji karyawan. Tiap perusahaan, Pemerintah menyuntikkan bantuan kepada sekitar 100 karyawan.

"Dengan stimulus atau insentif pemerintah, serta bantuan dari perbankan, industri ritel dalam negeri masih akan bisa tertopang sampai tahun depan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari