KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dinilai sebagai pasar yang mempunyai potensi besar bagi bisnis rokok elektrik atau vape. Bisnis vape ini pun diproyeksikan bakal terus bertumbuh dan memberikan kontribusi besar dalam menggerakan perekonomian nasional. Ketua Umum Asosiasi Ritel Vape Indonesia (ARVINDO) Fachmi K. Firmansyah menyebutkan saat ini jumlah pelaku industri rokok elektrik atau vape mencapai 5.000 pengusaha termasuk di dalamnya toko ritel yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejalan dengan makin banyaknya pebisnis vape, kontribusi pada penerimaan negara dalam bentuk cukai pun terbilang cukup tinggi. Pada tahun lalu, total setoran cukai dari vape mencapai Rp 1,02 triliun dan berpotensi terus meningkat.
Baca Juga: RELX Internasional Luncurkan Rokok Elektrik Isi Ulang Salah satu
brand lokal vape yakni Refre5h turut memperkenalkan produknya di gelaran IECIE VAPE SHOW Jakarta 2023, sebuah pameran rokok elektrik atau vape. Exhibitor sekaligus perwakilan dari Refre5h, Hansuryareza mengatakan, secara
brand Refre5h adalah brand lokal yang menyajikan citra rasa Indonesia seperti pandan, es markisa, es limun, dan lain-lain. Hans menuturkan, tren penjualan bisa dilihat dari pendapatan cukai dari tahun ke tahun tumbuh secara signifikan dari akhir Covid-19. "Meningkat cukup drastis, naiknya sekitar 30%," kata Hans saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/8). Hans menilai pangsa pasar vape di Indonesia bisa dilihat dari jumlah perokok di tanah air yang begitu luar biasa dan besar, sehingga turut berdampak pada penjualan vape. Secara bisnis jumlah perokok akan menjanjikan, penduduk yang banyak dan perokok yang aktif. "Kami juga mengajak agar perokok konvensional beralih ke rokok elektrik yang lebih sehat dengan cara menggunakan vape," ujar dia. Menurutnya, tantangan bisnis vape di Indonesia adalah edukasi untuk mengubah kebiasaan perokok konvensional ke rokok elektrik. Hans menargetkan sebagai pemain lokal dapat bersaing dan menguasai pasar vape di Indonesia. "Selain itu, dalam waktu dekat kami juga ingin ekspor ke luar negeri," tutur dia. Saat ini, Refre5h memang belum mengekspor produknya ke luar negeri lantaran masih brand baru dan berfokus di dalam negeri terlebih dahulu. Sementara itu, Danny exhibitor sekaligus perwakilan Dongguan Topson Electronic Technology brand bermerek ELUX mengatakan, ELUX adalah brand dari China yang sudah tersebar ke distributor di Bali, Surabaya, dan Jakarta. Danny menuturkan, tren penjualan vape di Indonesia mulai meningkat lantaran produk yang trennya akan terus meningkat di mana seorang lebih menyukai produk vape yang simple. "Saya pikir produk kami akan meningkat ke depannya," tutur dia. Sementara itu, brand asal Malaysia Kardinal melihat potensi pasar vape di Indonesia masih terbuka lebar. Exhibitor sekaligus perwakilan dari Kardinal Erwin Teow mengatakan, di Indonesia dilihat sebagai negara paling awal untuk regulasi vape. Erwin menerangkan, di Indonesia orang-orang yang menggunakan vape lebih banyak dan dari negara-negara di ASEAN, Indonesia menjadi pengguna vape paling terbanyak. "Pangsa pasarnya di sini cukup besar dan bisa berpotensi untuk tumbuh lebih besar lagi di sini," ungkap dia.
Baca Juga: Industri Rokok Elektrik Diprediksi Bakal Terus Tumbuh Adapun, Mikhael Jason Aditya exhibitor PT Lana Teknologi Nusantara dengan brand merek Lanava asal China mengatakan, vape akan menjadi alternatif bagi masyarakat perokok untuk perokok yang ingin merokok dengan lebih sehat. Menurutnya, di Indonesia peluang bisnis vape terbuka lebar, mengingat masih sedikit brand besar yang ada di Indonesia, brand lokal pun juga banyak yang membangun pabrik liquid. Mikhael berencana brand-nya akan membangun pabrik vape di Indonesia apabila pasar dan respon masyarakat bagus. Salah satu perusahaan yang cukup aktif berekspansi adalah RELX International. Sejak masuk ke Tanah Air pada 2019, RELX terus memperluas jangkauan pasar dan berkontribusi menggeliatkan perekonomian.
Store Partner RELX, Hendrik Susilo yang memiliki 4 gerai RELX Store di area Jakarta dan 2 RELX Store di Bali, mengaku gerainya kebanjiran pembeli seiring dengan tren vape yang masif. Hendrik menjelaskan, pada awalnya perusahaan yang dikelola hanya memiliki dua gerai RELX. Namun lantaran pesanan yang terus membanjir Hendrik pun memperluas ekspansi bisnis hingga ke luar Pulau Jawa. RELX International menegaskan masih membuka peluang untuk mengembangkan pusat manufaktur di Indonesia dan akan terus mengembangkan bisnis dalam bentuk investasi disertai dengan dukungan pemerintah dalam memberikan kepastian berusaha dan berinvestasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .