Bisnis Salon Helm Semakin Kinclong



JAKARTA. Pertumbuhan populasi kendaraan roda dua melahirkan peluang bagi bisnis pendukungnya. Salah satunya: jasa pencucian helm. Seperti halnya sepeda motor, helm yang setiap kali dipakai berkendara tak luput dari debu atau kotoran lain. Helm yang kotor bisa menganggu kesehatan rambut dan kulit kepala.

Itulah sebabnya, banyak pemilik helm ingin memanfaatkan jasa pencuci helm profesional. Tujuannya, tidak lain agar helmnya selalu dalam kondisi prima. Makanya, bisnis pencucian helm menjamur dan semakin banyak tawaran kemitraan atau waralaba di bidang jasa ini.

Kali ini, KONTAN mengulas tiga tawaran kemitraan cuci helm, yaitu Yes Spa, Salon Helm Fresh and Clean, dan Cuci Helm Express. Di tengah ketatnya persaingan, ketiga kemitraan ini masih mampu bersaing, bahkan pertumbuhan gerainya terbilang sangat signifikan. Nah, apa saja faktor pendukung sehingga usaha ini bisa berkembang. Simak ulasan berikut ini.


Yes Spa

Usaha ini berdiri sejak 2009 di Bekasi, Jawa Barat. Beberapa bulan kemudian, pemiliknya, Sirfando Meiro membuak tawaran kemitraan. Ketika KONTAN mengulas kemitraan Yes Spa pada Februari 2013, tercatat ada 270 gerai yang beroperasi. Rinciannya, tiga gerai milik pusat, dan sisanya milik mitra.

Kini, jumlahnya mencapai 280, baik yang memakai merek Yes Spa maupun merek milik mitra sendiri. Lokasinya tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jabodetabek, Sorong hingga Merauke. Ada lima gerai kepunyaan pusat, sementara 275 gerai milik mitra.

Pemilik Yes Spa, Sirfando Meiro memaparkan, meski ada cukup banyak penambahan gerai baru, namun ada pula gerai milik mitra yang berhenti beroperasi. "Ada sekitar 15 yang tutup, karena mitra tidak serius mengelola usaha," klaimnya.

Sejak pertengahan tahun ini, Sirfando telah menambah varian paket usaha untuk menggaet lebih banyak mitra.  Sebelumnya, Yes Spa menawarkan empat paket kemitraan, yaitu paket Rp 12,5 juta, paket Rp 15 juta, paket Rp 18 juta, dan paket Rp 21,5 juta. Sekarang, paket tersebut bertambah dengan besaran investasi mulai Rp 10 juta, Rp 12,5 juta, Rp 15,5 juta, kemudian paket Rp 17,5 juta, Rp 18 juta, dan Rp 19,5 juta.

Setiap mitra mendapat mesin pencuci, mesin pengering, seragam karyawan, sikat helm, alat promosi, sertifikat garansi dan pelatihan karyawan. Adapun, perbedaan keempat paket itu dari kapasitas mesin. Misalnya, paket Rp 12,5 juta terdiri dari satu mesin pencuci berkapasitas dua helm. Sedangkan, paket Rp 18 juta mendapatkan mesin berkapasitas cuci empat helm.

Menurut Sirfando, mitra berhak menggunakan merek Yes Spa maupun nama usaha sendiri. Namun, bahan baku seperti shampoo tetap dipasok dari pusat. Ia mengaku, tawaran kemitraan sistem lepas atau tanpa merek itu bisa menjadi daya tarik usahanya. Maklum, tak sedikit orang yang hanya mencari peralatan dan ingin membuka usaha dengan merek sendiri.

Helm Fresh & Clean

Usaha pencucian helm ini sudah beroperasi sejak Mei 2010. Pemiliknya, Purnawan langsung membuka peluang kemitraan sejak Helm Fresh & Clean berdiri. Terakhir kali KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Februari 2013. Kala itu, tercatat ada 400 gerai. Perkembangan usaha ini terbilang signifikan. Hanya dalam hitungan kurang dari setahun, ada tambahan 100 gerai yang baru berdiri.

Jadi, sekarang, ada total 500 gerai salon Helm Fresh & Clean, yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Purnawan  mengatakan, biaya kemitraan yang relatif murah menyebabkan banyak yang tergiur dengan tawaran kemitraan ini.

Selain itu, Purnawan rajin berpromosi melalui berbagai media, terutama via internet. Strategi pemasaran ini menjadi faktor utama bertumbuhnya jumlah gerai salon helm Fresh & Clean.

Dari sisi paket kemitraan yang ditawarkan masih sama dengan awal tahun ini. Calon mitra bisa memilih lima paket yang tersedia, dengan investasi mulai dari Rp 2,75 juta hingga Rp 7,5 juta.

Kata Purnawan, jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin lemah, tahun depan, ia berencana menaikkan biaya investasi. “Sebab, mesin pengering helm  yang kami berikan untuk mitra diimpor dari China,” bebernya.

Purnawan bilang, di tengah menjamurnya pemain di bisnis cuci helm, mitranya agak kesulitan mendongkrak omzet. Meski demikian, ia tetap optimistis, bisnis cuci helm masih berpotensi besar untuk dikembangkan. “Saya yakin peluangnya luas, karena jumlah helm tidak pernah berkurang, malah terus bertambah karena pengguna sepeda motor terus meningkat,” tuturnya.

Makanya, ia membidik tambahan 10 - 15 gerai salon helm baru setiap bulan. Meski saingan semakin banyak, ia percaya bisnisnya bisa bertahan, karena tarif jasa cuci helm di salonnya masih tergolong murah. Asal tahu saja, tarif cuci helm di Helm Fresh & Clean masih sama dibanding awal tahun, yaitu berkisar Rp 15.000 - Rp 20.000 per helm.

Cuci Helm Express

Usaha milik Wahyuni ini dirintis sejak Januari 2009 di Tangerang, Banten. Lalu, setahun berselang, tawaran kemitraan dibuka. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Januari 2013, tercatat ada 67 gerai Cuci Helm Express. Seluruhnya milik mitra, karena pihak pusat kini hanya berfokus memanajemen mitra.

Dalam waktu kurang dari setahun, ada 73 gerai yang baru dibuka. Maka, total 140 gerai Cuci Helm Express yang sekarang beroperasi. Wahyuni mengklaim, lokasi gerai itu tersebar di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. "Hampir semua pulau besar di Indonesia sudah ada gerai Cuci Helm Express, kecuali di Pulau Madura,” ujarnya.

Sejauh ini, ia belum mengubah tawaran kerjasama. Masih ada tiga paket kemitraan yang ditawarkan, yaitu dengan investasi Rp 1,5 juta, Rp 2 juta dan Rp 2,1 juta.  Setiap paket terdiri dari perlengkapan cuci lengkap. Hanya jumlah dan jenis perlengkapannya yang berbeda.

Wahyuni menilai, jumlah gerainya tumbuh pesat, karena mitra tertarik dengan dua tutorial yang diberikan pusat, yaitu membuat parfum helm sendiri dan membuat mesin pengering helm sederhana.

Lanjutnya, mitra juga tertarik membuka gerai Cuci Helm Express, lantaran usaha ini memberi dua pilihan cuci helm, yaitu cuci kering (dry clean) selama 15 menit, dan cuci basah (wet clean) dengan waktu pengerjaan selama 45 menit hingga 1 jam.

“Pelanggan pun suka dengan adanya dua pilihan ini meski kita lebih menyarankan untuk dry clean agar busa dan karet helm tidak cepat rusak kena air. Tarif dry clean maupun wet clean tetap sama,” jelas Wahyuni.

Saat ini, Tarif cuci helm di Cuci Helm Express bervariasi tergantung lokasi. Namun kata Wahyuni, tarifnya masih berkisar Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per helm. Ia menyebut, setiap gerai bisa mendapat omzet Rp 2 juta - Rp 6 juta per bulan.

Laba bersih bisa mencapai 80%.  Maka, mitra diprediksi bisa balik modal dalam waktu sebulan hingga enam bulan. Saat ini, Wahyuni mengincar tambahan 60 gerai baru hingga pertengahan 2014. Lalu, target jangka panjangnya, bisa mendapat calon mitra dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. “Belum ada target pasti kapan bisa buka di luar negeri. Tapi, kami rajin promosi via internet,” imbuhnya.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri