Bisnis sektor menara semakin, simak rekomendasi saham berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramai jual beli menara telekomunikasi, emiten sektor menara berpotensi meraup keuntungan tambahan. Prospek pertumbuhan kinerja keuangan sektor menara juga cerah seiring meningkatnya kegiatan digital dari masyarakat. 

PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berencana membeli 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Nilainya mencapai Rp 3,98 triliun.

Beredar kabar, PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) disebut-sebut masuk sebagai calon pembeli menara yang ditawarkan PT Indosat (ISAT). Saat ini, ISAT masih dalam tahap awal penjajakan dengan para mitra potensial atas rencana menjual 4.000 menaranya. 


Sukarno Alatas, Analis Kiwoom Sekuritas mengatakan, prospek bisnis sektor menara menarik untuk jangka panjang. Alasannya, kebutuhan jasa menara akan meningkat seiring infrastruktur Indonesia yang semakin baik dan merata. "Tingkat penggunaan internet yang terus meningkat seiring tersedianya infrastruktur nantinya dapat berpeluang meningkatkan permintaan akan kebutuhan menara," kata Sukarno, Minggu (28/3). 

Baca Juga: Beli menara Rp 3,98 triliun, Tower Bersama (TBIG) minta restu RUPSLB akhir Maret 2021

Sukarno menilai, rencana TBIG dan TOWR menambah menara akan memberi sentimen positif untuk kinerja ke depan. "Setiap menara pasti sudah ada kontraknya masing-masing, jadi sudah dapat dipastikan potensi pendapatan yang akan diterima emiten menara," kata Sukarno. 

Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan bisnis menara masih menarik sejak pandemi mengubah kebiasaan masyarakat dari aktivitas bertemu langsung jadi harus secara virtual atawa digital. "Tentu permintaan terhadap paket data dan jasa menara akan meningkat seiring meningkatnya aktivitas digital," kata Chris.

Ditambah, emiten telekomunikasi juga mulai mempersiapkan peningkatan teknologi dari jaringan 4G ke 5G. Dampaknya, kebutuhan menara akan meningkat dan mendukung kinerja ke depan. Terlebih lagi, Telkomsel dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah memenangkan lelang spektrum 5G pertama.  

Analis Korea Investment Sekuritas Indonesia David Arie Hartono juga mengatakan rasio sewa menara akan tetap stabil seiring traffic jaringan yang juga lebih tinggi. Selain itu, sektor menara sudah tidak masuk dalam daftar investasi negatif di Indonesia. 

Baca Juga: Pengamat: Pasar masih menunggu realisasi konsolidasi Indosat-Tri

Sementara, Analis Ciptadana Sekuritas Gani mengatakan selain mendapat katalis positif dari penambahan menara, emiten menara juga diuntungkan di tengah tren suku bunga rendah. Belum lama, TBIG melakukan refinancing terhadap beberapa utangnya dengan bunga yang lebih rendah. 

Secara teknikal dan dalam jangka pendek, Sukarno menganalisis support harga TBIG berada di Rp 2.000 per saham. Menurut Sukarno, selama harga tidak turun menembus level support maka harga saham TBIG berpotensi kembali naik ke target harga di Rp 2.400 per saham hingga akhir tahun ini. Sukarno merekomendasikan hold untuk TBIG. 

Sementara, untuk TOWR Sukarno memproyeksikan harga harus bisa beratahan di atas level support Rp 1.080 per saham jika ingin naik. Selama tidak turun melewati support maka TOWR berpotensi kembali masuk dalam tren kuat untuk jangka pendek. Sukarno merekomendasikan hold TOWR di target harga Rp 1.300 per saham. 

Sedangkan, Chris menjagokan TOWR diantara emiten menara lainnya. Chris menilai fundamental TOWR kuat sementara harga saham tergolong murah dibanding kompetitornya. Chris merekomendasikan beli TOWR di target harga Rp 1.400 per saham. Sementara, David merekomendasikan  beli saham TBIG dengan target harga Rp 2.800 per saham. 

Baca Juga: Aksi jual beli menara telekomunikasi makin marak, simak prospek saham telekomunikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati