KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT Adi Sarana Armada Tbk (
ASSA) diprediksi tetap positif berkat topangan dari bisnis penyewaan kendaraan. Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, segmen ini akan tetap memberikan keuntungan bagi ASSA pada kuartal keempat 2022. Pasalnya, permintaan terhadap sewa kendaraan berpotensi meningkat pada momen liburan Natal dan Tahun Baru. Hal ini seiring dengan banyaknya acara yang terbuka untuk publik dan meningkatnya minat masyarakat untuk berlibur di tengah kasus Covid-19 sudah sangat terkendali. Potensi resesi dan kenaikan lanjutan suku bunga acuan pada tahun 2023 juga membuat individu maupun perusahaan menahan diri untuk membeli kendaraan baru. Mereka lebih memilih untuk membeli kendaraan bekas ataupun menyewanya demi menghemat
capital expenditure (capex) maupun
operational expenditure (opex).
Di sisi lain, segmen logistik ASSA dengan brand Anteraja cenderung negatif karena adanya penurunan volume pesanan di berbagai
e-commerce di seluruh dunia. Hal ini sejalan pelonggaran pembatasan kegiatan sehingga masyarakat semakin leluasa beraktivitas. "Apalagi, kuartal keempat merupakan musim libur Natal dan Tahun Baru sehingga masyarakat lebih senang untuk berkunjung langsung ke pusat perbelanjaan daripada belanja online," ucap Ezaridho saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (19/12).
Baca Juga: Dirut ASSA Prodjo Sunarjanto Perbesar Porsi Kepemilikan Sahamnya Jadi 9,56% Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan menambahkan, potensi kerja sama Anteraja dengan
e-commerce lainnya akan menjadi sentimen positif bagi ASSA. Akan tetapi, jika daya beli masyarakat menurun ke depannya, maka Anteraja perlu upaya lebih keras untuk tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja. Di sisi lain, untuk bisnis penyewaan kendaraan ASSA, Farras belum melihat potensi pertumbuhan yang signifikan. Ia memprediksi, bisnis ini akan relatif datar. "Saat ini kita
wait and see perkembangan kinerja ASSA terlebih dahulu," kata Farras. Dalam riset tanggal 10 November 2022, Analis CGSCIMB Ryan Winipta menyampaikan, perlambatan volume penjualan
e-commerve berdampak pada kinerja Anteraja. Manajemen ASSA memprediksi, volume pengantaran parsel akan stagnan cenderung turun secara kuartalan pada periode Oktober-Desember 2022.
Baca Juga: Adi Sarana (ASSA) Optimistis Permintaan Jasa Rentalnya Meningkat Nataru Tahun Ini Pandangan ini sangat konservatif, mengingat kuartal keempat selalu menjadi periode dengan pertumbuhan yang kuat bagi
e-commerce di Indonesia. Pasalnya, terdapat kampanye akhir tahun dengan tanggal ganda, yaitu 10.10, 11.11, dan 12.12. Akan tetapi, berdasarkan pengecekan di lapangan, CGSCIMB melihat adanya pengurangan yang agresif pada aktivitas promosi Tokopedia dan Shopee. Pasalnya, dua perusahaan
e-commerce ini memprioritaskan keuntungan sehingga melakukan efisiensi biaya. Lebih lanjut, berdasarkan survei tarif yang dilakukan CGSCIMB, J&T Express belum menaikkan tarif pengantarannya setelah harga bahan bakar minyak naik pada Sepetmber 2022. Sementara itu, SiCepat dan Anteraja sudah menaikkan tarifnya lebih dari 15% pada Oktober 2022. Hal ini membuat J&T Express menjadi pilihan layanan kurir dengan tarif termurah untuk para pembeli online. "Menurut kami, hal ini membuat Anteraja berpotensi kehilangan pangsa pasar ke J&T Express," tutur Ryan.
Baca Juga: Setiap Tahun, Adi Sarana Armada (ASSA) Siapkan Capex Sekitar Rp 1,2 Triliun Ryan merekomendasikan
hold ASSA dengan target harga Rp 950 per saham. Perubahan target harga mungkin terjadi apabila lanskap kompetisi di bisnis kurir lebih sehat bersamaan dengan perbaikan operasional ASSA. Kemudian, meski masih merekomendasikan
wait and see, Farras menetapkan target harga untuk ASSA di Rp 1.200 per saham. Sementara Ezar merekomendasikan
buy ASSA dengan target harga Rp 1.165 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati