JAKARTA. Prospek industri semen di tahun ini sepertinya tak sekokoh tahun lalu. Kenaikan harga bahan baku dan biaya operasional membuat perusahaan semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) harus menaikkan harga jual semen 2%-3% di tahun ini. Kepala Riset Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan, kenaikan harga semen sebenarnya cukup masuk akal. Sebab, harga beban bahan baku semakin meningkat seiring pelemahan rupiah. Namun, jika dilihat secara historis, persentase kenaikan harga semen SMGR tahun ini cukup kecil. "Tahun sebelumnya, kenaikan harga mencapai 6%. Di saat tertentu bisa sampai naik 15%," ujar dia. SMGR tidak dapat mengerek harga terlalu tinggi lantaran persaingan yang ketat dari industri semen. Pesaing SMGR seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mulai mengoperasikan pabrik semen baru. Banyaknya suplai dibarengi permintaan yang minim membuat SMGR tak bisa leluasa menaikkan harga semen terlalu tinggi meski beban membengkak.
Bisnis SMGR tahun ini tak sekokoh tahun lalu
JAKARTA. Prospek industri semen di tahun ini sepertinya tak sekokoh tahun lalu. Kenaikan harga bahan baku dan biaya operasional membuat perusahaan semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) harus menaikkan harga jual semen 2%-3% di tahun ini. Kepala Riset Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan, kenaikan harga semen sebenarnya cukup masuk akal. Sebab, harga beban bahan baku semakin meningkat seiring pelemahan rupiah. Namun, jika dilihat secara historis, persentase kenaikan harga semen SMGR tahun ini cukup kecil. "Tahun sebelumnya, kenaikan harga mencapai 6%. Di saat tertentu bisa sampai naik 15%," ujar dia. SMGR tidak dapat mengerek harga terlalu tinggi lantaran persaingan yang ketat dari industri semen. Pesaing SMGR seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mulai mengoperasikan pabrik semen baru. Banyaknya suplai dibarengi permintaan yang minim membuat SMGR tak bisa leluasa menaikkan harga semen terlalu tinggi meski beban membengkak.