KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha rintisan yang menjajakan beragam produk segar secara digital alias e-grocery tengah naik daun. Layanan startup ini menjadi salah satu yang konsumen cari saat penerapan pembatasan mobilitas. Tak heran, modal ventura tertarik melakukan injeksi modal ke startup e-grocery. Misalnya, PT Metrodata Electronic Tbk yang berinvestasi US$ 500.000 ke Sayurbox yang dikelola Kulawarga Asia Pte Ltd. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Randy Kartadinata, Sekretaris Perusahaan Metrodata Electronic, berharap investasi itu bisa memberi nilai tambah bagi perusahaan di bidang digital. Tentunya, bagi Sayurbox
Selain Sayurbox, awal bulan ini, startup e-grocery lainnya, Segari juga mendapat suntikan pendanaan seri A sebesar US$ 16 juta dari sejumlah investor yang dipimpin Go Ventures. Salah satu faktor yang membuat Go Ventures tertarik dengan Segari adalah, usaha rintisan ini sanggup melipat gandakan pendapatan hingga 20 kali lipat selama pandemi. Keberhasilan startup e-grocery tersebut menarik investor membuat semakin banyak pemain sejenis yang muncul. Salah satunya adalah ArataMart yang baru meluncur pada Juni 2021.
Baca Juga: Start up aplikasi kesehatan semakin sehat di masa pandemi corona berkat telemedicine Rico Satria Chandra, CEO ArataMart, menceritakan, tepat dua hari penerapan PPKM Darurat, terjadi kenaikan pesanan kebutuhan dapur di ArataMart sampai lima kali lipat. Dengan permintaan yang melonjak, dia pun melakukan peningkatan sistem di ArataMart untuk bisa melayani pelanggan lebih optimal. Kini, jumlah pelanggan sudah mencapai 3.000 lebih yang tersebar di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga saat ini, pesanan yang datang ke ArataMart masih bertahan tinggi. Sebelum PPKM Darurat berlaku, ArataMart dalam sehari menerima 20-30 order. Sekarang, dengan sistem yang lebih mumpuni, Rico menyebutkan, rata-rata order yang masuk di angka 100. "Saat penerapan PPKM, pesanan langsung naik ke angka 100 lebih per hari, bahkan pernah sampai 148 order sehari," katanya. Melihat pertumbuhan ArataMart, Rico mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan ekspansi dengan membangun gudang yang lebih besar lagi. Selain gudang, dia juga berencana membuka dua toko offline paling cepat dalam empat bulan ke depan.
Tak mau kalah, pemain lain yang lebih dulu eksis, Etanee juga mengalami peningkatan bisnis sejak penerapan PPKM Darurat awal Juli. Meski begitu, masih lebih rendah ketimbang di awal pandemi. "Dulu, sempat lima kali lipat kenaikannya, kini dua kali lipat," ujar Herry Nugraha, Co-Founder dan COO Etanee kepada KONTAN. Supaya laju bisnis tetap terjaga, Herry menyebutkan, Etanee melakukan inovasi. Misalnya, meluncurkan layanan pengelolaan keuangan digital bagi para mitra. Selain itu, Etanee juga mulai menambah varian produk yakni produk makanan beku buatan UMKM lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon