JAKARTA. Industri suplemen kesehatan tetap tumbuh, meskipun daya beli masyarakat masih lemah. Pelaku industri melaporkan, kenaikan penjualan suplemen tersebut terjadi karena masyarakat mulai memahami pentingnya suplemen untuk meningkatkan produktivitas. Alva Paloma, Anggota Bidang Hubungan Internasional dan Hubungan Pemerintah Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) mengungkapkan, pada semester I-2016 lalu pihaknya menerima laporkan kenaikan penjualan suplemen sebesar 10%. "Penjualan lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu," jelas Alva kepada KONTAN, Selasa (30/8). Menurut Alva, pertumbuhan penjualan terjadi seiring dengan adanya dukungan dari pemerintah, baik dari sisi regulasi serta penyelenggaraan kegiatan terkait dengan produk suplemen kesehatan. "Dengan dukungan pemerintah, perusahaan suplemen domestik saat ini bisa lebih mudah melakukan pendaftaran obat dibandingkan obat impor," terang Alva.
Bisnis suplemen tumbuh kian sehat
JAKARTA. Industri suplemen kesehatan tetap tumbuh, meskipun daya beli masyarakat masih lemah. Pelaku industri melaporkan, kenaikan penjualan suplemen tersebut terjadi karena masyarakat mulai memahami pentingnya suplemen untuk meningkatkan produktivitas. Alva Paloma, Anggota Bidang Hubungan Internasional dan Hubungan Pemerintah Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) mengungkapkan, pada semester I-2016 lalu pihaknya menerima laporkan kenaikan penjualan suplemen sebesar 10%. "Penjualan lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu," jelas Alva kepada KONTAN, Selasa (30/8). Menurut Alva, pertumbuhan penjualan terjadi seiring dengan adanya dukungan dari pemerintah, baik dari sisi regulasi serta penyelenggaraan kegiatan terkait dengan produk suplemen kesehatan. "Dengan dukungan pemerintah, perusahaan suplemen domestik saat ini bisa lebih mudah melakukan pendaftaran obat dibandingkan obat impor," terang Alva.