JAKARTA. Proyeksi ekonomi Indonesia yang lebih baik tahun ini diperkirakan dapat mengerek daya beli masyarakat. Hal tersebut akan menjadi salah satu penopang kinerja ciamik perusahaan sektor
consumer goods seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Terlebih kini ICBP sukses menjadi pemimpin pangsa pasar produk mi instan. Anak usaha Indofood ini pun masih aktif bersaing di bisnis lainnya, seperti dairy atau produk susu, makanan ringan, bumbu makanan, makanan nutrisi dan minuman. Analis Sinarmas Sekuritas Wilbert mengatakan, kontribusi mi instan di ICBP mencapai 64,2%. Namun sejak semester II-2016, bisnis
dairy atau produk susu dan makanan ringan membuat pertumbuhan yang signifikan, yakni masing-masing 22% dan 19%.
"Sementara produk makanan nutrisi dan mi instan hanya tumbuh 1%-3%, bumbu makanan malah turun 1%," tulisnya dalam risetnya. Kinerja naik Menurut dia, untuk tahun ini, ada dua katalis bagi pertumbuhan ICBP. Selain pertumbuhan makroekonomi yang lebih baik, ICBP terhitung salah satu emiten yang paling inovatif meluncurkan produk baru. Hal ini bakal semakin menggairahkan
appetite consumption, didukung iklim industri yang membaik. Karena itu, Wilbert memprediksi pendapatan perusahaan ini di 2017 naik 11% menjadi Rp 38,8 triliun dari estimasi 2016 sebesar Rp 34,78 triliun. Sementara laba bersih terkerek 6% ke Rp 3,9 triliun. Tapi Wilbert juga mengingatkan, kenaikan harga barang komoditas yang menjadi bahan baku dapat menghantam pendapatan ICBP. Analis Mirae Asset Sekuritas Dang Maulida juga meyakini keberhasilan ICBP mempertahankan kenaikan volume penjualan bakal terulang di tahun ini. "Di 2017, pertumbuhan mi instan bag akan mencapai kisaran 2%, sedangkan cup dan premium tumbuh 1%," kata Dang, Kamis (12/1). ICBP juga bisa memanfaatkan segmen penjualan minuman ringan atau
beverage untuk mengerek kinerja. Lini bisnis ini diperkirakan bisa tumbuh hingga 10%–12%. Analis Indo Premier Securities Kevin Rusli memprediksi, dengan pertumbuhan dari penjualan mi instan, produk susu
(dairy), serta makanan ringan kemungkinan pendapatan ICBP tahun ini bisa mencapai Rp 35,7 triliun. Apalagi, produk anyar yang dikeluarkan perusahaan ini selalu laku.
"Penjualannya bagus, seperti Chitato Indomie, Indomie Bite Mie, Indomilk Pisang, sehingga meningkatkan penjualan di masing-masing segmen," katanya. Kevin menggarisbawahi, produk susu (dairy) ICBP punya potensi besar untuk menopang pertumbuhan perusahaan. Apalagi ICBP mulai fokus mengembangkan bisnis produk es krim merek Indoeskrim. Buktinya, belanja modal di segmen ini paling tinggi. Tapi karena adanya risiko pada kenaikan harga bahan baku dan fluktuasi rupiah, Kevin memberi rekomendasi hold ICBP dengan target harga Rp 10.500 per saham. Serupa, Wilbert juga merekomendasikan
hold dengan target harga Rp 9.470 per saham. Sedangkan Dang merekomendasikan
buy ICBP dengan target harga Rp 11.800 per saham. Pada perdagangan Kamis (12/1), saham ICBP ditutup melemah 0,29% ke level Rp 8.550 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie