Bisnis taksi makin tancap gas



JAKARTA. Operator taksi mengalami pertumbuhan bisnis seiring dengan kebutuhan yang juga meningkat.

Tengoklah PT Blue Bird Group yang saat ini memiliki mengawali bisnis tahun 1972 dengan 25 unit armada. Saat ini, Blue Bird tercatat memiliki 19.500 unit taksi yang beredar di Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Lombok, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Satu armada bisa menghasilkan omzet Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per hari.Teguh Wijayanto, Humas Blue Bird mengatakan, persaingan di industri taksi bervariasi di tiap kota. Di Jakarta sendiri, persaingan relatif stabil karena kuota jumlah taksi tidak ditambah tahun ini.Kedatangan pemain baru di bisnis ini pun tak membuat Blue Bird gentar. Selain sudah menjadi pemimpin pasar, Teguh melihat setiap operator memiliki segmen masing-masing. Blue Bird jelas menyasar segmen yang lebih tinggi ketimbang harga pasar dengan tarif awal Rp 5.000 dan tarif akan bertambah Rp 3.000 per kilometer (km). Untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan, Blue Bird akan menambah fasilitas TV dan pembayaran elektronik untuk semua unit taksinya.Pemain baru seperti PT White Horse Tbk juga mengakui peluang bisnis taksi terbuka lebar. Daniel S Kurniawan, Direktur White Horse mengatakan, selama angkutan umum belum nyaman dikendarai, selama itu pula bisnis taksi prospektif. White Horse merupakan anak usaha PT Panorama Sentrawisata Tbk yang bergerak di bidang jasa transportasi."Sejak White Horse pertama kali menjajal bisnis taksi tahun 2009, hingga kini perusahaan telah mengoperasikan 200 unit taksi," kata Daniel. White Horse mengenakan Hyundai Sonata yang harganya Rp 250 juta per unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: