KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Telekomunikasi yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi berpendapat bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan. Menurutnya bahkan bisnis itu akan semakin menjanjikan di era 5G. Heru bilang, pengembangan jaringan 5G harus didukung oleh infrastruktur yang solid, terutama ketersediaan jumlah menara telekomunikasi atau
base transceiver station (BTS) yang banyak. “Karena jangkauan wilayahnya (coverage) kecil-kecil, maka yang dibutuhkan bukan hanya menara makrosel, namun juga menara mikrosel dan pikosel,” ujar Heru saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/8).
Dia menambahkan, menara telekomunikasi untuk 5G tentu harus mampu menopang kecepatan jaringan yang tinggi. Maka dari itu, apapun jenis menara 5G yang dibangun harus sudah disambungkan dengan menggunakan kabel serat optik.
Baca Juga: Bisnis telekomunikasi menanjak, prospek industri menara ikut terangkat Seiring datangnya era 5G, maka penyediaan BTS khusus 5G dalam jumlah besar sangat dibutuhkan. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya jumlah ponsel masyarakat yang dapat mengakses jaringan 5G. Menurutnya, saat ini ada beberapa pemain menara telekomunikasi yang cukup besar di antaranya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG) serta PT Solusi Tunas Pratama Tbk (
SUPR). Dia juga menilai, seiring dengan rencana Mitratel untuk initial public offering atau IPO, Heru menilai aksi tersebut tinggal menunggu waktu yang tepat. “Saya yakin masih cukup diminati apalagi Mitratel menggenggam operator telekomunikasi yang menggunakan infrastrukturnya seperti Telkom Group termasuk Telkomsel dan Indosat Ooredoo,” tambahnya.
Sehingga dia pun menilai industri bisnis menara telekomunikasi akan sangat diminati oleh investor asing. Hal itu lantaran bisnis ini akan menjadi bisnis jangka panjang dengan
demand yang jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto