Bisnis Trakindo Utama ditopang oleh sektor konstruksi dan pertambangan



KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Trakindo Utama (Trakindo) mengklaim catatkan capaian positif di Semester I-2018. Chief Marketing Officer Trakindo, David Freddynanto memaparkan bahwa pasar alat berat secara keseluruhan terus mengalami peningkatan.

Sebagai gambaran, secara umum penjualan alat berat pada tahun 2017 ada 12.461 unit yang terserap. Angka itu tumbuh 58,9% dari tahun sebelumnya dengan 7.840 unit.

Hingga Mei 2018, tercatat ada 6.496 unit alat berat yang diserap pasar. Hingga akhir tahun ini, penjualan akan mencapai 17.000 unit atau tumbuh sekitar 40%.


"Itu gambarannya dari pasar alat berat secara keseluruhan. Semester I ini Alhamdulillah performance kita bagus. Intinya kita sebagai salah satu key player untuk heavy equipment di Indonesia. Kita menjadi bagian dari pertumbuhan market dan ingin memastikan leading positioning," terang David kepada Kontan.co.id, Rabu (1/8).

Dalam hal sektor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar alat berat tersebut, General Manager Marketing Forestry, Agriculture & Construction Trakindo, Rozy Andrianto mengatakan, sektor konstruksi dan tambang mendominasi penjualan alat berat. "Konstruksi dan Tambang itu 40:30, sisanya itu sektor lainnya, perhutanan dan perkebunan," imbuh Rozy.

Sayangnya, untuk porsi bagi Trakindo sendiri tak disampaikan rinciannya. Hanya saja, disebutkan bahwa porsi bagi Trakindo pun tak jauh berbeda dari gambaran di total market alat berat.

Di sisi lini bisnis, Trakindo memiliki tiga fokus bisnis, yakni di penyediaan alat baru, used dan juga jasa rental. David mengaku, alat baru masih mendominasi, namun used dan rental mengalami peningkatan.

"Mayoritas masih yang alat baru, tapi used dan rental mengalami pertumbuhan yang bagus seiring dengan proyek infrastuktur dan pertambangan yang menggairahkan," terang David.

Gairah di sektor infrastruktur dan tambang menurut David menjadi pendorong optimisme Trakindo dalam mengarungi Semester II-2018, bahkan pada tahun 2019. Pada tahun politik itu, industri alat berat diproyeksikan masih tumbuh setidaknya di angka 10%.

Soal jenis alat berat, David menyebut bahwa hydraulic excavator kelas 20 ton menjadi ceruk pasar yang potensial. Sebabnya, jenis ini paling diminati dengan porsi sebesar 40,7% dari total market alat berat.

Diperkirakan akan tumbuh menjadi 43% pada tahun ini, dan diprediksi masih akan tumbuh 10% pada tahun 2019. Untuk meraih ceruk pasar itu, Trakindo pun baru saja meluncurkan hydraulic excavator terbarunya. Yakni Cat 320GC dan Cat 320.

Mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, David enggan mengungkap dampaknya terhadap Trakindo. "Kita terus review. Tapi kalau untuk kelas 20 ton yang next gen, itu kita buat di sini (di Indonesia)," ungkap David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .