KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis uang elektronik di Indonesia tampaknya memiliki peluang yang menjanjikan. Beberapa perusahaan pun satu per satu serius menggarap bisnis di sektor ini meraih pangsa pasar yang lebih besar. Memang, saat ini masyarakat banyak yang mulai beralih bertransaksi dengan uang elektronik terbukti dari data Bank Indonesia yang mencatat nilai transaksi di bulan Oktober 2021 saja mencapai Rp 29,23 triliun. Nilai transaksi tersebut naik 5,75% dari bulan sebelumnya dan naik 55,56% dari periode sama tahun lalu. Terbaru, perusahaan yang serius garap bisnis ini ialah PT Pos Indonesia (persero) dengan Pospay miliknya yang menggandeng JD.ID sebagai salah satu e-commerce. Adapun, tujuan dari kerjasama ini ialah agar dapat bersaing untuk masuk pasar e-commerce dengan memberikan layanan kurir, logistik dan sistem pembayarannya.
“Kerja sama Pos Indonesia dan JD.ID sejalan dengan transformasi bisnis dan produk yang ada di perusahaan, di mana PT Pos secara kontinyu terus melakukan perubahan, pengembangan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi termasuk dalam rangka menggaet pasar e-commerce di Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi. Sama dengan pemain lainnya, Pospay juga memiliki fitur-fitur pembayaran seperti tagihan bulanan, belanja online, pembelian pulsa hingga transaksi layanan syariah seperti zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, dan kurban. “Ditambah lagi, pembayaran transaksi JD.ID nantinya bisa dilakukan menggunakan Pospay,” imbuh Faizal.
Baca Juga: Masuk sistem pembayaran e-commerce, Pospay gandeng JD.ID Selain itu, ada juga Indosat Ooredoo yang menggandeng Transaksi Artha Gemilang (TAG), perusahaan layanan pembayaran terafiliasi Salim Group dengan meluncurkan perluasan IMkas ke pengguna seluler Indonesia. “Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah melakukan perluasan layanan berupa penambahan produk dan fitur yang ada pada aplikasi uang elektronik IMkas,” ujar Steve Saerang, SVP-Head of Corporate Communications kepada KONTAN, Rabu (1/12). Selain memiliki fitur-fitur yang ada pada umumnya, Pengguna IMkas juga dapat melakukan investasi emas menggunakan aplikasi IMkas. IMkas juga telah terintegrasi dengan layanan ekosistem digital Indosat Ooredoo lain yang tersedia melalui aplikasi myIM3. Steve juga bilang, target pasar dari IMkas saat ini adalah seluruh pelanggan seluler Indosat Ooredoo di seluruh Indonesia. Mengingat, adanya IMkas ini untuk melengkapi ekosistem layanan digital Indosat Ooredoo. “Namun, karena IMkas juga merupakan aplikasi yang telco agnostic, maka pelanggan seluler dari operator lain juga bisa menggunakan layanan IMkas,” imbuh Steve. Ia optimistis IMkas ini bisa terus tumbuh sejalan dengan pasar uang elektronik yang diyakini masih bakal berkembang. Meskipun, saat ini telah banyak penyedia layanan uang elektronik yang dapat digunakan oleh masyarakat. Jauh sebelum dua perusahaan ini, Grup Astra juga memberanikan diri masuk dalam industri ini dengan meluncurkan AstraPay. Namun, aplikasi ini mengambil segmen yang berbeda yaitu berfokus pada sektor mobility semisal untuk menggunakan transportasi umum atau untuk membayar angsuran mobil kendaraan di ekosistem Astra. Sebagai pemain baru, AstraPay bahkan telah memiliki 3 juta pengguna. Tahun depan, mereka menargetkan pengguna bisa mencapai 7 juta pengguna. “Sejak Grand Launching di September kemarin, di 2 bulan ini kita sudah meningkat 40% transaksi dibandingkan bulan Agustus. Kalau compare tahun lalu pasti berlipat lipat,” ujar Chief Marketing Officer AstraPay Reny Futsy Yama.
Selain itu, AstraPay juga diuntungkan dalam gelaran GIIAS 2021 pada November lalu dimana Astra Grup menjadi sponsor utama. Dalam event tersebut, AstraPay menjadi alat pembayaran untuk bazar makanan dan minuman dengan mencatat 5 ribu transaksi dalam gelaran tersebut. Dengan peluang yang masih besar di industri ini, tampaknya bakal ada lagi perusahaan-perusahaan yang akan masuk dan mulai menghilangkan dominasi dari pemain-pemain sebelumnya seperti Gopay, OVO, ShopeePay, dan DANA. Kabarnya, perusahaan multifinance Adira Finance juga mulai berencana masuk ke industri ini.
Baca Juga: Grup Sinarmas bantah akan akuisisi dompet digital DANA Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat