Bisnis UKM di Indonesia masih mini



JAKARTA. Hasil survey HSBC untuk bisnis UKM Indonesia dan perdagangan internasional ternyata menunjukkan hasil yang tidak terlalu menggembirakan. Menurut hasil survey ini UKM Indonesia masih relatif kecil di tahun 2010, di antara semuanya yang telah melakukan perdagangan internasional hanya 13%, dan 87% di non internasional.

Aktivitas perdagangan internasional para pengusaha kecil ini pun kebanyakan ada di sektor importir dengan dominasi 73% dan eksportir hanya 43%. Menurut Jeffry C, Tjoeng Senior Vice President Head of Business Banking HSBC Indonesia, dalam dua tahun ke depan ada 48% UKM yang berencana untuk melakukan bisnis secara internasional dalam mengembangkan usahanya. "Hal ini menunjukkan bahwa potensi perdagangan internasional masih sangat terbuka," ujar Jeffry di Four Season, Rabu (19/1). Sedangkan untuk UKM yang melakukan bisnis domestik, 9% berencana untuk mengembangkan bisnis perdagangan internasional. Dalam dua tahun ke depan, jumlah UKM Indonesia yang melakukan perdagangan internasional pun diperkirakan akan meningkat menjadi 21%. Namun masih ada kendala utama yang dihadapi oleh para UKM dalam melakukan perdagangan internasional adalah tidak tersedianya kredit atau pembiayaan yang menurut survey mencapai 51%. Selain itu ada juga masalah dengan biaya tinggi hingga 29% dan kerumitan peraturan serta hukum 25%. HSBC memang mensurvey hal-hal yang dibutuhkan UKM untuk mengembangkan dirinya usaha menuju usaha kelas dunia. Bagaimana mendapatkan partner bisnis di luar negeri merupakan informasi yang paling dibutuhkan oleh para UKM Indonesia, diikuti dengan bagaimana cara untuk menjangkau pelanggan di luar negeri serta risiko forex dan peraturan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.