Bisnis wealth management bank meningkat di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asset under management (AUM) alias dana kelolaan bank di bisnis wealth management tahun lalu tumbuh mumpuni. Ini seiring tingginya risiko investasi akibat pandemi, sehingga para nasabah cenderung mengalihkan dana ke instrumen yang kurang beresiko seperti reksadana, atau obligasi negara sampai tabungan maupun deposito. 

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Corina Leyla Karnelies turut mengakui hal ini. Apalagi ia bilang nasabah BNI Emerald yang merupakan nasabah prioritas perseroan juga tumbuh sampai 12% tahun lalu. 

“AUM nasabah Emerald BNI tumbuh 12%, portofolio memang masih didominasi oleh tabungan. Namun portofolio reksa dana jadi yang paling tinggi pertumbuhannya, sebesar 37%,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (28/1).


Baca Juga: Segera meluncur, ini peta bisnis Bank Syariah Indonesia (BSI) pasca restu OJK

Melansir data Lembaga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sampai November 2020 lalu, nilai simpanan lebih dari Rp 5 miliar di bank tumbuh 15,7% (ytd). Ini jadi yang paling tinggi dibandingkan kelompok nilai simpanan lainnya. Bahkan pertumbuhan kelas simpanan tersebut di atas pertumbuhan DPK total sebesar 14,2% (ytd).

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatat hal serupa, Simpanan nasabah BCA yang bernilai lebih dari Rp 2 miliar tumbuh sampai 26%. Ini pula yang mendorong pertumbuhan dana kelolaan bank swasta terbesar di tanah air ini yang tumbuh sampai 30% tahun lalu. 

“Sampai akhir tahun lalu, pertumbuhan AUM produk investasi dan asuransi BCA mencatatkan pertumbuhan sebesar 30% secara tahunan. Diantara produk investasi dan asuransi, pertumbuhan tahunan terbesar dikontribusikan oleh AUM produk reksadana yang meningkat 43%  dan obligasi meningkat 42%,” ungkap SEVP Wealth Management BCA Christine Setyabudhi kepada KONTAN. 

Selanjutnya: LPS pertahankan tingkat bunga penjaminan bagi bank umum dan BPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi