KONTAN.CO.ID - Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak akhir kuartal pertama 2020 hingga kini tidak menyurutkan bisnis Wealth Management yang dikelola perbankan. Pasalnya, di tengah pandemi minat masyarakat untuk berinvestasi meningkat, terutama dari segmen kelas menengah. Hal ini antara lain didukung ketersediaan infrastruktur perbankan digital yang memudahkan dalam berinvestasi. Salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan bisnis Wealth Management yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). Hingga 30 November 2020, bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia ini mencatatkan pertumbuhan asset under management (AUM) pada bisnis Wealth Management sebesar 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya minat nasabah untuk mengalokasikan dana yang tidak terpakai di masa pandemi ke berbagai instrumen investasi. Selain itu, kondisi ekonomi yang belum kondusif juga membuat sebagian nasabah menahan diri untuk berinvestasi langsung dalam kegiatan usaha, sehingga dana yang ada ditempatkan pada instrumen investasi seperti obligasi dan reksa dana.
Bisnis wealth management CIMB Niaga terdorong digitalisasi perbankan
KONTAN.CO.ID - Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak akhir kuartal pertama 2020 hingga kini tidak menyurutkan bisnis Wealth Management yang dikelola perbankan. Pasalnya, di tengah pandemi minat masyarakat untuk berinvestasi meningkat, terutama dari segmen kelas menengah. Hal ini antara lain didukung ketersediaan infrastruktur perbankan digital yang memudahkan dalam berinvestasi. Salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan bisnis Wealth Management yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). Hingga 30 November 2020, bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia ini mencatatkan pertumbuhan asset under management (AUM) pada bisnis Wealth Management sebesar 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya minat nasabah untuk mengalokasikan dana yang tidak terpakai di masa pandemi ke berbagai instrumen investasi. Selain itu, kondisi ekonomi yang belum kondusif juga membuat sebagian nasabah menahan diri untuk berinvestasi langsung dalam kegiatan usaha, sehingga dana yang ada ditempatkan pada instrumen investasi seperti obligasi dan reksa dana.