KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis wealth management di sejumlah perbankan menunjukkan kinerja positif, terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) nasabah kaya yang menyentuh angka double digit. Berdasarkan data KSEI, jumlah AUM tercatat sebesar Rp 812,89 triliun pada Oktober 2024, mengalami peningkatan 2,41% secara year to date (YtD) dibandingkan dengan Rp 793,78 triliun rupiah pada Desember 2023. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatat pertumbuhan dana kelolaan wealth management sebesar 12% secara tahunan atau year on year (yoy) untuk nasabah Emerald dan 19% yoy untuk nasabah Private pada Oktober 2024.
Baca Juga: The Fed Isyaratkan Laju Penurunan Suku Bunga Diperlambat, Saham Global Anjlok General Manager Divisi Wealth Management BNI, Henny Eugenia menyampaikan, hal ini didorong oleh kenaikan AUM investment yang tercatat hingga 26% di segmen nasabah kelas atas (private) dan pertumbuhan jumlah nasabah yang cukup agresif. "Pertumbuhan tersebut salah satunya disokong dengan meningkatnya awareness dari nasabah untuk menjaga pertumbuhan asetnya secara berkelanjutan sehingga mulai timbul kecenderungan untuk mendiversifikasi portofolionya tidak hanya di produk DPK saja," ungkap Henny kepada Kontan.co.id, Jumat (22/11). Lebih lanjut Henny menjelaskan, dampak penurunan suku bunga pada nasabah BNI sudah dirasakan sejak awal tahun ini. Nasabah sudah mulai mengambil posisi dan portofolio surat berharga negara (goverment bond), baik pada pasar Perdana (IPO) maupun pasar sekunder menjadi pilihan yang dominan. Menurutnya, animo nasabah sangat tinggi apalagi didukung oleh penetapan kupon pemerintah yang sangat menarik hingga 6.5%. untuk penerbitan ST013 yang saat ini sedang berlangsung. Selain pada obligasi pemerintah, market di pasar modal seperti reksa dana juga disebut Henny masih menjadi favorit nasabah BNI. "Dengan pilihan produk yang beragam dan kemudahan akses transaksi melalui Wondr, nasabah memiliki keleluasaan untuk mencari produk dan timing yang tepat untuk berinvestasi," katanya. Melihat tren pertumbuhan sepanjang tahun ini, pihaknya pun memiliki keyakinan yang besar di kuartal IV pertumbuhan terus terjaga dan masih ada potensi dana masuk dari pipeline akhir tahun. Henny mengatakan, optimisme ini juga di dorong oleh pemerintahan baru dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, didorong juga oleh konsumsi yang meningkat menjelang libur natal dan akhir tahun.
Baca Juga: Bank Danamon (BDMN) Catat Laba Bersih Rp 2,33 Triliun di Kuartal III-2024 Di sisi lain, menanggapi rencana pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) 1 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Henny mengaku, pihaknya sampai dengan saat ini masih menunggu ketetapan mengenai kenaikan PPN tersebut. "Tapi kami tetap optimistis dengan fundamental Indonesia yang kuat masih banyak opportunity yang bisa digali di bisnis Wealth Management terutama pada segment Emerald ke atas," ucapnya. Dalam menggenjot bisnis wealth management, BNI terus berupaya memperkuat layanan financial advisory dalam rangka membantu nasabah untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka. "Oleh karena itu, BNI aktif melakukan intimate customer gathering untuk memberikan market update terkait portolio management serta pengenalan produk produk yang sesuai bagi nasabah agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan," tambahnya. Di sisi lain, BNI terus menghadirkan investment specialist di setiap kantor wilayah yang menjadi partner aktif dari Emerald RM untuk bisa memberikan informasi lebih dalam maupun advisory secara up to date. Di sisi lain, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) juga mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan yang meningkat 21% yoy hingga September 2024, seiring dengan penurunan suku bunga. Setali tiga uang, bisnis wealth management PT Bank Tabungan Negara (BTN) hingga saat ini juga masih bertumbuh secara yoy, di mana AUM wealth bertumbuh diatas 10% per oktober 2024. "Obligasi masih menjadi pilihan utama dalam produk wealth saat ini karena potensi penurunan suku bunga ke depan, namun alokasi investasi juga disesuaikan dengan profil resiko nasabah," ujar Meru Arumdalu, Wealth Management Division Head BTN. Pihaknya pun optimistis target dana kelolaan dapat bertumbuh lebih dari 10% dengan proyeksi penurunan suku bunga kedepan menjadi sentimen positif untuk produk wealth management. Di sisi lain, menanggapi kenaikan PPN 12% yang Mulia berlaku tahun depan, disebut Meru pastinya sedikit banyak akan memberikan dampak untuk pengambilan keputusan investasi nasabah, namun pihaknya optimis bisnis wealth management BTN masih dapat bertumbuh dengan baik. Sementara, Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Danamon, menyatakan bahwa produk berbasis obligasi masih diminati oleh nasabah, dengan pertumbuhan 25% yoy sejak awal tahun hingga September.
Menurut Ivan, potensi pertumbuhan dana kelolaan di kuartal IV-2024 masih terbuka, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 5% - 10% sepanjang kuartal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi