KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja UBS di kuartal II-2021 ciamik. Buktinya, perusahaan yang bergerak di sektor keuangan tersebut berhasil mengerek laba bersih hingga 63% di periode April-Juni 2021. Realisasi tersebut juga berhasil melewati ekspektasi pasar karena pendapatan perusahaan melonjak akibat dukungan dari sektor bisnis
wealth management. Asal tahu saja, pada kuartal II-2021, UBS mengantongi laba bersih sebesar US$ 2,01 miliar jauh melampaui ekspetasi analis yang hanya US$ 1,34 miliar. Hal ini didorong oleh lonjakan pendapatan serta aset.
"Momentum ada di pihak kami. Kami tidak berniat untuk melepaskannya. Anda dapat mengharapkan kami untuk terus fokus pada pertumbuhan dari sisi kekayaan, tetapi pada efisiensi juga (saat kami) terus berinvestasi," kata
Chief Executive UBS Ralph Hamers seperti dikutip dari
Reuters, Rabu (21/7). Guna mendukung bisnis, perusahaan terus menggenjot kanal digital untuk menarik lebih banyak simpanan dari eselon bawah dan orang-orang kaya di dunia. UBS pun tak tanggung-tanggung dengan membidik transaksi sebesar US$ 30 miliar pada tahun depan.
Baca Juga: Varian Delta jadi penyebab lebih dari 80% kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat Hingga kuartal dua ini, transaksi melalui platform digital mencapai US$ 0,5 miliar. Dari situ, aset nasabah yang berhasil diinvestasikan mencapai US$ 4,2 miliar. Bahkan, UBS membukukan transaksi sebesar US$ 25 miliar dari simpanan nasabah kaya, khususnya pertumbuhan kuat di Amerika Serikat (AS). Hal ini diiringi kondisi pasar yang kuat turut mendorong pertumbuhan investasi pada bisnis
wealth management global naik 4% secara berurutan menjadi US$ 3,2 triliun.
Pertumbuhan bisnis
wealth management dari nasabah kaya dan sangat tetap kuat sehingga membantu bank terbesar di Swiss ini meningkatkan laba sebelum pajak sebesar 47% dalam bisnis tersebut. Di sisi lain, kenaikan penyaluran pinjaman juga membantu mengimbangi hambatan dari suku bunga yang lebih rendah pada pendapatan bunga bersih. Selain UBS, kinerja laba bank - bank lain juga terangkat seiring dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan kesepakatan bisnis seperti JPMorgan Goldman Sachs, Citigroup dan Bank of America. Tetapi pendapatan perusahaan terpukul, karena penyaluran pinjaman gagal menyamai tahun lalu ketika volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya selama bulan-bulan awal pandemi.
Editor: Anna Suci Perwitasari