Bitcoin ciptakan rekor tertinggi di Level US$ 10.000 per btc



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin hari ini telah melambung sampai di level US$ 10.000 per btc. Posisi harga saat ini bergulir ketika sentimen perlambatan ekonomi global semakin terasa.

Mengutip Bloomberg, Senin (24/6) pukul 19.15 WIB harga bitcoin naik 1,9% jadi US$ 10.913 per btc. Selama sepekan harga bitcoin melambung 16% dibanding Senin (17/6) di level US$ 9.273 per btc. 

Secara year to date (ytd) ini rekor tertinggi dengan pertumbuhan mencapai sekitar 197%. Bahkan harga saat ini juga tertinggi sejak 15 bulan terakhir.


Perlambatan ekonomi global sudah terasa di sejumlah negara. Sebut saja Amerika Serikat (AS), China, Eropa, dan Australia di mana semua bank sentral bersikap dovish, setalah pekan lalu The Fed dalam the Federal Open Market Committee (FOMC) memberi sinyal dovish. Sejumlah data ekonomi global pun relatif melemah sepanjang perang dagang AS-China bergulir.

Chief Executive Officer (CEO) Bitocto, Milken Jonathan mengatakan sentimen global itu membawa harga bitcoin naik, karena mata uang ini memiliki karakteristik yang mirip dengan emas. Namun dengan supply dan kapitalisasi pasar yang jauh lebih kecil dari emas. “Ini membuat kenaikan harga bitcoin lebih volatil dan cepat,” kata Milken kepada Kontan.co.id Senin (24/6).

Menurutnya bitcoin bisa menjadi salah satu pilihan pegangan dalam ketidakstabilan ekonomi saat ini. 

Chef Operating Officer (CCO) Tokocrypto Teguh Kurniawan mengatakan harga bitcoin saat ini naik lantaran faktor teknikal.

Jika dicermati, harga bitcoin melonjak sejak Rabu (20/6) hingga akhir pekan lalu. “Secara teknikal terus naik, maka wajar sekarang masih meneruskan kenaikkan,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).

Menurut Teguh level US$ 10.000 per btc merupakan level psikologis bagi bitcoin. Artinya agak susah buat harga bitcoin turun lagi. Dia optimistis harga bitcoin tahun ini setidaknya akan stabil.

Harga bitcoin ternyata tidak menguat sendiri, salah satu aset cryptocurrency yakni Etherium juga ciptakan rekor tertinggi di tahun ini. Berdasarkan data Bloomberg, Senin (24/6) pukul 19.16 WIB harga etherium melonjak 4,09% di level US$ 305,943 per eth.

Mengutip berita Bloomberg, ethereum 2.0 akan di rilis oleh Founder of Etherium yang akan memperbaharui etherium secara keseluruhan di awal 2020. Milken menilai kenaikan etherium juga disokong dengan kenaikan harga bitcoin.

Di sisi lain, Teguh menambahkan faktor fundamental yang bisa memperkokoh harga koin asal Amerika Serikat (AS) ini adalah momentum halving day, di mana supply bitcoin yang masuk ke pasar akan berkurang.

Dia meramal harga btc bisa naik ke level US$ 20.000 per btc sampai akhir tahun ini. Bahkan tak hanya melihat pergerakan yang volatil, saat halving day bisa sampai di US$ 40.000 per btc.

Faktor supply dan demand nanti akan menjadi penyebabnya. Berdasarkan situs coinmarketcap.com secara ytd total kapitalisasi pasar bitcoin tumbuh 183% atau mecapai US$ 193,168 miliar.

Teguh menggambarkan setidaknya kapitalisasi pasar ini menggambarkan minat investor kepada bitcoin. Kemungkinan besar jumlah ini akan terus bertambah sampai halving day, sementara supply bitcoin berkurang.

Namun secara fundamental harga bitcoin bisa merosot. Milken bilang ancaman terbesar adalah bila ada regulasi yang akan menutup secara total aset cryptocurrency atau hash war yang pernah terjadi. Jika benar bisa saja, harga bitcoin terjun ke harga US$ 3.000-US$ 6.000 per btc.

Milken menyarankan agar investor bitcoin jangan terlalu pusing jual atau beli di harga berapa. Katanya, lebih baik untuk melakukan pembelian rutin per bulan sedikit demi sedikit untuk di investasikan jangka panjang.

Sepekan depan Milken meramal harga bitcoin bisa bertengger di rentang US$ 10.300-US$ 11.300 per btc, dengan resistance kuat di level US$ 11.300 per btc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi