KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan signifikan sebesar 11,36%, mencapai harga US$ 67.654. Harga Bitcoin juga terus menguat beruntun selama delapan hari berturut-turut lalu. Pertumbuhan ekonomi global yang kuat jadi salah satu pendorongnya. Para pelaku pasar kripto semakin optimistis bahwa BTC akan segera menembus angka psikologis ke level US$ 70.000. Berdasarkan CoinmarketCap, harga Bitcoin naik 0,78% ke level US$ 67.441 pada perdagangan Senin (22/7) pukul 17.30 WIB. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua yang diperkirakan tumbuh sebesar 1,9%, naik dari 1,4% pada periode sebelumnya, diperkirakan dapat memberikan dampak positif terhadap mata uang kripto global.
Selain itu, Fyqieh bilang, data Inflasi PCE AS yang akan dirilis minggu ini juga akan menjadi fokus utama bagi para investor. Penurunan data CPI AS baru-baru ini menunjukkan sikap
dovish dari Federal Reserve, namun data PCE yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memberikan tekanan pada pasar kripto. Kemudian, sentimen lainnya datang dari Bitcoin Conference pada minggu ini, tanggal 25-27 Juli mendatang, yang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada lanskap kripto. Donald Trump dijadwalkan berpidato di acara tersebut, yang memicu spekulasi bahwa dia mungkin akan mengumumkan Bitcoin sebagai aset cadangan bagi AS.
Baca Juga: Harga Bitcoin Menanjak Ke Level Rp 1 Miliar di Tengah Panasnya Politik AS “Para ahli percaya bahwa konferensi tersebut dapat menjadi katalisator yang berpotensi menaikkan harga Bitcoin serta memperkuat sentimen positif di pasar kripto, jadi kemungkinan harga Bitcoin akan terus menguat,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Senin (22/7). Lebih lanjut, Fyqieh mengatakan bahwa potensi persetujuan ETF Ethereum oleh SEC AS juga dinantikan banyak pihak. Jika disetujui, ETF Ethereum diperkirakan akan mulai diperdagangkan pada 23 Juli, yang bisa memicu reli di sektor kripto dan menandai tonggak penting bagi peningkatan minat dan kepercayaan institusional terhadap Ethereum. Crypto Fear & Greed Index juga menunjukkan penguatan ke zona
Greed dengan 70 poin pada Senin (22/7). Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa sentimen pasar kripto secara keseluruhan berada dalam keadaan optimis yang tinggi. “Lonjakan ke zona
Greed ini sering kali menunjukkan bahwa investor memiliki rasa percaya diri yang kuat dan bersedia mengambil risiko lebih besar, yang dapat berkontribusi pada potensi kenaikan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya,” kata dia. Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar kripto, Fyqieh memprediksi bahwa prospek Bitcoin dan aset digital lainnya akan tetap optimis di kuartal III-2024. Namun, Fyqieh mengatakan, pasar kripto juga memiliki sifat yang sangat fluktuatif. Untuk itu, investor harus melakukan uji tuntas dan mempertimbangkan semua faktor sebelum membuat keputusan investasi.
Baca Juga: Adopsi Terus Bertambah Luas, Harga Bitget Meningkat Fyqieh menjelaskan bahwa Bitcoin saat ini melayang nyaman di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 hari dan 200 hari, mengonfirmasi tren harga
bullish. Harga BTC yang stabil di atas EMA ini menunjukkan kekuatan pasar dan minat beli yang terus meningkat. Dia memproyeksi, jika BTC berhasil bergerak di atas level resistensi US$ 69.000, ini bisa menjadi sinyal kuat untuk pengembalian ke US$ 70.000, dan apabila tercapai, maka harga tertinggi sepanjang masa di Maret 2024 sebesar US$ 73.808 bisa kembali dimainkan sehingga menciptakan potensi kenaikan signifikan bagi para investor.
“Reli BTC menghadapi resistensi besar di US$ 70.250. Melampaui level ini dapat memicu reli
pasca-breakout ke US$ 80.000 atau bahkan lebih tinggi,” imbuhnya. Meskipun prospek
bullish, Fyqieh mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti, politik AS, tren arus pasar ETF BTC-spot, dan pembaruan terkait Mt. Gox. Pasalnya, hal tersebut yang dapat mempengaruhi pergerakan harga BTC. “Investor harus tetap waspada dan mempertimbangkan berita-berita terbaru yang dapat memengaruhi sentimen pasar,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati