KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alternative coin (altcoin) berpotensi mengikuti penguatan harga Bitcoin yang telah menunjukkan performa tinggi sepanjang kuartal pertama 2023. Beberapa Altcoin seperti, Ethereum (ETH), Polkadot (DOT), Fantom (FTM), dan Cardano (ADA) diprediksi mengikuti pertumbuhan harga Bitcoin dan menandakan
alt season market kripto akan segera dimulai. Harga Bitcoin sempat mencapai level US$ 31.000 pada Jumat (14/4) yang merupakan level tertinggi sepanjang 10 bulan terakhir.
Per hari ini, Kamis (20/4) pukul 09.30 WIB, Bitcoin bertengger di level US$ 28.897. Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mencermati, penggerak utama lonjakan nilai Bitcoin adalah rilis angka dan nilai inflasi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tren melambat selama enam bulan berturut-turut. Hal ini membuat kepercayaan investor dan pasar tetap tampak menguat terhadap aset kripto, salah satunya adalah Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Dibayangi Profit Taking, Altcoin Berpotensi Melesat Setelah mengalami lonjakan yang cukup signifikan dalam dua pekan terakhir, Bitcoin diprediksi cenderung bergerak di rentang US$29.175 - 30.500 dalam pekan ini. "Investor mulai melakukan aksi
profit taking di Bitcoin dan melirik aset kripto di luar Bitcoin untuk menjadi alternatif investasi mereka,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam siaran pers, Selasa (18/4) lalu. Menurut Panji, potensi altcoin menguat mulai terlihat dari pergerakan harga Ethereum (ETH) yang telah menembus level psikologis US$ 2.000 mencapai US$2.100 setelah melakukan Shanghai Upgrade pada 05.27AM WIB (14/4). "Kesuksesan Shanghai Upgrade memungkinkan validator menarik ETH yang telah mereka kunci membuat pasar bereaksi positif dengan menguatnya harga ETH," ungkap Panji. Peningkatan kinerja ETH juga dinilai telah mengurangi sedikit dominasi Bitcoin di pasar aset kripto. Tingkat dominasi Bitcoin atau Bitcoin Dominance (BTC.D) dapat memberikan gambaran tentang seberapa kuat posisi Bitcoin di pasar aset kripto. Semakin tinggi persentase Bitcoin dominance, semakin besar pengaruhnya terhadap pasar secara keseluruhan. Ketika Bitcoin dominance tinggi maka altcoin cenderung mengalami penurunan harga. Sebaliknya, ketika Bitcoin dominance rendah maka altcoin cenderung mengalami pertumbuhan harga yang lebih kuat atau dikenal sebagai altseason.
Baca Juga: Harga Ethereum Naik Usai Shapella Diluncurkan, Bagaimana Prospeknya ke Depan? Namun, Panji mengingatkan, Bitcoin dominance bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga aset kripto. Ada berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar seperti sentimen investor, regulasi pemerintah, adopsi teknologi, dan lain-lain. Faktor makro seperti kenaikan suku bunga yang disebabkan oleh inflasi dan potensi perkembangan regulasi industri aset kripto Amerika Serikat akan terus membayangi kelanjutan harga aset kripto. Dalam beberapa pekan kedepan investor akan mencermati rilis data Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat (BEA) pada Jumat (28/4) tentang angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Maret akan dirilis. Data ini menjadi salah satu indikator utama yang digunakan oleh FOMC saat mempertimbangkan tingkat suku bunga selanjutnya dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 2-3 Mei 2023 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari