Bitcoin Halving Diprediksi akan Membuat Harga Naik Mencapai US$59.000 pada Akhir 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin halving yang diprediksi akan berlangsung pada April 2024 telah menarik banyak perhatian. Bitcoin halving adalah peristiwa ketika imbal hasil (rewards) untuk menambang transaksi Bitcoin (BTC) dipotong setengahnya atau 50% untuk membatasi penerbitan pasokan BTC. 

Financial Expert Ajaib Kripto I Nyoman Bagus Panji Yudha Kusuma menyampaikan, Bitcoin halving tidak akan secara langsung berdampak terhadap harga, namun peristiwa tersebut menandai bahwa pasokan Bitcoin yang terdistribusi ke pasar akan semakin berkurang karena adanya halving.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 50.000 Tertinggi Dua Tahun Terakhir


“Meskipun mungkin ada fluktuasi harga dalam jangka pendek, efek positif dari pengurangan pasokan baru Bitcoin biasanya berdampak dalam jangka waktu yang lebih panjang,” ujar Nyoman kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/2). 

Dia menjelaskan bahwa setiap kali usai terjadinya Bictoin halving, maka satu tahun hingga satu setengah tahun, Bitcoin akan berhasil mencetak harga tertinggi baru (ATH).

Ketika Halving tahun 2020, Bitcoin juga berhasil mencetak harga tertingginya di angka $69.000. 

Dengan demikian, Nyoman memprediksi kemungkinan besar peristiwa halving kali ini akan membuat Bitcoin melampaui harga tertingginya sebesar $69.000 pada tahun 2025, di mana berpotensi melampaui harga $100.000 per BTC. 

Sementara untuk prediksi harga Bitcoin di akhir tahun, menurut dia, akan lanjut bullish khususnya pasca terjadinya Bitcoin halving. 

Baca Juga: Indodax Sebut Fluktuasi Harga Bitcoin Kini Mulai Stabil

“Bitcoin pada 1 Januari bergerak di level $44.270. Untuk itu, kami memprediksi akan menyentuh harga $56.000 - $59.000 pada akhir tahun 2024,” kata Nyoman. 

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan bahwa selain peristiwa Bitcoin halving, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin.

Di antaranya yaitu, adopsi institusional yang terus berkembang termasuk dengan dibukanya perdagangan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS), di mana berpotensi menarik likuiditas dari pasar tradisional ke pasar kripto. 

“Hal tersebut juga berpotensi mengundang ETF kripto lainnya, seperti ETF Ethereum yang saat ini telah memasuki tahap peninjauan oleh Securities and Exchange Commission (SEC),” ujarnya 

Baca Juga: Ada Halving Bitcoin, Ini 4 Aset Kripto yang Dijagokan Naik Tahun 2024!

Menurut dia, pertumbuhan industri DeFi (Decentralized Finance), dan evolusi teknologi blockchain juga berpotensi akan menjadi katalis positif bagi keseluruhan pasar kripto. 

Tak hanya sampai disitu, dia mengatakan bahwa kondisi makroekonomi yang membaik juga dapat memicu minat terhadap aset kripto.

Khususnya sikap dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang tampaknya akan segera memangkas suku bunga acuannya pada 2024.

“Sehingga hal tersebut juga akan menjadi sentimen positif bagi pasar aset kripto,” kata dia. 

Untuk diketahui, Nyoman menyebutkan hingga saat ini sekitar 19,6 juta Bitcoin telah beredar dipasar atau 93% dari total maksimum pasokan sebesar 21 juta Bitcoin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto