Bitcoin Jadi Portofolio dengan Kinerja Terbaik Hingga Agustus 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto bitcoin (BTC) masih mencatatkan kinerja tertinggi secara year to date (ytd) di antara portofolio investasi lainnya. Sejak awal tahun hingga Agustus 2023, harga bitcoin melesat 57,28% menjadi US$ 26.013,12 dari harga akhir Desember 2022 yang sebesar US$ 16.539,5.

Di sisi lain, JPY-IDR menjadi portofolio dengan kinerja terburuk. Secara ytd hingga Agustus 2023, Yen Jepang sudah anjlok 11,66% menjadi IDR 104,36 per JPY, dari IDR 118,14 per JPY pada akhir tahun lalu.

Co-Founder Cryptowatch Christopher Tahir mengatakan, kenaikan harga BTC didorong oleh adanya proposal dari beberapa manajer aset besar untuk meluncurkan ETF Spot Bitcoin. Hal ini memunculkan optimisme bertambahnya likuiditas ke pasar. 


Baca Juga: Pasar Kripto Tertekan Sepanjang Agustus, Begini Prospeknya di September 2023

Namun, di tengah proposal itu, pada akhir bulan Agustus ternyata ditunda pula keputusan dari ETF itu dan dikabarkan akan ada hasil pada tahun 2024. Alhasil, harga bitcoin pun kembali menurun.

Menurut Christopher, pada akhir tahun, harga bitcoin tidak akan terlalu jauh dari harga saat ini dengan target maksimal di kisaran US$ 30.000 per koin.F

"Faktor utamanya berasal beberapa sentimen yang dapat memberikan potensi penambahan likuiditas di pasar seperti rilis spot ETF Bitcoin dan pemangkasan suku bunga yang kelihatannya tidak akan terjadi pada tahun ini," ucap Christopher saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/9). 

Saat ini, investor besar masih cenderung untuk akumulasi. Oleh sebab itu, menurut Christopher saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengoleksinya. 

Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Mengalami Halving Day pada 2024, Ini Kata CEO Indodax

"Namun, tentunya hasilnya tidak akan datang dalam satu sampai dua hari, bisa-bisa akan ada hasil dalam satu sampai dua tahun lagi," katanya. Christopher memprediksi, bitcoin dapat terkoreksi ke kisaran US$ 24.000-US$ 24.500.

Kemudian, terkait dengan anjloknya kinerja JPY-IDR, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyampaikan, Yen memang berkinerja sangat buruk dalam beberapa tahun ini.

Hal ini disebabkan oleh suku bunga acuan Bank of Japan (BoJ) yang tetap dipertahankan dalam angka negatif.

“Kondisi ini menyebabkan selisih suku bunga acuan Jepang terhadap sebagian besar negara yang terus menaikkan suku bunga menjadi semakin lebar. Hal inilah yang mendorong pelemahan Yen termasuk terhadap rupiah,” tutur Sutopo.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Bocorkan Investasi yang Berpeluang Cuan Besar

Belakangan ini, BoJ mengubah ambang batas suku bunga obligasi pemerintah Jepang yang semula berada di 0,50% menjadi 1%. Hal ini membuat Yen menguat tajam, tetapi hanya sementara.

Namun, untuk ke depannya, Sutopo memperkirakan, Yen bisa saja mengalami penguatan apabila ada intervensi dari BoJ.

Pasalnya, Yen yang terus melemah tidak menguntungkan Jepang meskipun pelemahan Yen telah menopang banyak bisnis karena akomodasi yang diberikan BoJ serta membuat inflasi Jepang tetap rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli