Bitcoin Jeblok Dalam Sepekan Usai Sinyal Hawkish The Fed dan Rumor SpaceX



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) jeblok dalam sepekan terakhir. Pasar terguncang sinyal hawkish suku bunga The Fed dan rumor SpaceX menjual Bitcoin.

Pada pekan lalu, harga Bitcoin bergerak di bawah US$26.000. Bahkan pada Kamis (17/8), harga Bitcoin sempat menyentuh US$25.200, titik harga terendah sejak pertengahan Juni 2023. Dalam sepekan, harga BTC telah mengalami penurunan mingguan terburuk sejak November 2022 setelah adanya kegagalan FTX.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menganalisis, penurunan harga Bitcoin terjadi sejak risalah pertemuan kebijakan Juli oleh The Federal Reserve dirilis pada Kamis pekan lalu (17/8). Dalam risalah tersebut, The Fed memberikan sinyal adanya potensi kenaikan inflasi yang juga akan menyebabkan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut.


Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok ke Level Terendah Dalam Dua Bulan Akibat Sentimen Risiko Global

Terakhir kali The Fed menaikkan suku bunga pada FOMC di akhir Juli lalu, dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5,25%-5,5%.  The Fed telah menaikkan suku bunga 11 kalinya sejak perang Rusia - Ukraina dimulai pada awal 2022. Suku bunga The Fed sekaligus menjadi rekor suku bunga tertinggi Amerika Serikat (AS) sejak dua dekade terakhir.

“Sebagai reaksi dari sikap hawkish The Fed, pasar kripto mengalami penurunan. Di sisi lain, imbal hasil Treasury Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai penutupan tertinggi sejak 2008 sehingga memberikan sentimen positif bagi pergerakan mata uang dolar AS,” kata Panji Yudha dalam siaran pers, Rabu (23/8).

Selain itu, pasar kripto juga mendapat tekanan setelah laporan dari The Walls Street Journal pada (17/8) lalu bahwa SpaceX mungkin telah melepas sebagian atau seluruh kepemilikan Bitcoin senilai US$373 juta. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari Space X maupun Elon Musk terhadap rumor yang beredar ini.

“Terlepas dari benar atau tidak, kabar ini telah menyebabkan kekhawatiran pasar yang menyebabkan aksi jual pada pekan lalu,” ungkap Panji.

Pada Rabu (22/8) pagi pukul 11.00 WIB, BTC bergerak di harga US$25.995 melemah 0,20% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC saat ini berada di angka US$506 miliar, turun lebih dari US$50 miliar dalam sepekan terakhir.

Panji menjelaskan, Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar memiliki pengaruh yang kuat terhadap pergerakan aset kripto lainnya. Penurunan Bitcoin pekan lalu menyebabkan dampak negatif ke altcoin karena investor melihat pergerakan Bitcoin sebagai tonggak utama kepercayaan investor ketika berinvestasi di pasar kripto.

Baca Juga: Bitcoin Stagnan, Altcoin Bisa Menjadi Pilihan Alternatif Menangguk Cuan

Dua altcoin yang mengalami penurunan paling tinggi dalam tujuh hari terakhir antara lain Conflux (CFX) dan Yield Guild Games (YGG).

Panji berujar, ETF spot Bitcoin akan menjadi katalis paling kuat untuk menunjang tren kenaikan di pasar aset kripto di masa yang akan datang. Meskipun keputusan dari BlackRock dan Filedity belum jatuh tempo hingga 2 September mendatang, pelaku pasar pekan ini akan mencermati keputusan dalam kasus Grayscale dengan SEC terkait konversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF spot yang diperkirakan rilis pada hari Selasa (22/8) atau Jumat (25/8).

Selain itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menyampaikan pembicaraan tentang prospek ekonomi pada Jumat (25/8) di rapat bank sentral yang diadakan setiap tahun di Jackson Hole. Dalam kesempatan tersebut, Jerome Powell akan memberikan pandangan terbaru terkait pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat.

“Pasar aset kripto harus bersiap menghadapi hari Jumat yang bergejolak. Pidato Powell berpotensi dapat menggerakkan pasar keuangan dan pasar aset kripto,” imbuh Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi