Bitcoin Melesat Hingga US$65.000 Didukung Meningkatnya Elektabilitas Donald Trump



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) melonjak ke level US$65.000 dengan kenaikan 6,35% dalam 24 jam terakhir dan menguat hampir 20% dalam sepekan terakhir, Selasa (16/7) pukul 9.30 WIB. Kenaikan pasar kripto kali ini didorong oleh peristiwa politik, inflasi yang mereda, pidato dovish dari Jerome Powell, serta akumulasi dari manajer investasi.

Serangan terhadap Donald Trump, yang terjadi saat rapat umum di Pennsylvania pada Minggu (14/7), telah berdampak langsung pada pasar kripto. Setelah berita tersebut tersiar, Bitcoin & altcoin terpantau langsung melonjak.

Ahli Keuangan Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, efek Trump sebagai kandidat yang pro-Bitcoin, telah memainkan peran penting dalam dinamika kenaikan aset kripto ini. Disusul dengan peningkatan likuiditas dengan investor yang merasa yakin dengan kesehatan Trump, meningkatkan kepercayaan terhadap aset digital, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan dramatis ini.


Pasar aset kripto menguat sebagai respons terhadap lonjakan peluang Trump. Mantan Presiden AS tersebut dipandang sebagai kandidat yang lebih ramah terhadap kripto daripada Presiden Joe Biden. Sehingga probabilitas kandidat pro-crypto untuk memenangkan pemilu menjadi 70% di Polymarket.

Baca Juga: Menilik Lagi Prospek Harga Bitcoin Hingga Akhir Tahun

Donald Trump juga diumumkan sebagai salah satu pembicara di konferensi Bitcoin 2024 yang akan berlangsung di Nashville, Tennessee, dari tanggal 25 hingga 27 Juli. Acara ini merupakan salah satu konferensi bitcoin terbesar di dunia.

Lebih lanjut, Panji menyebut, Bitcoin terakhir diperdagangkan di atas US$63.000 pada 1 Juli dan pada Selasa (16/7) pukul 08:00 WIB, Bitcoin melanjutkan kenaikan menjadi US$64.600. Sebelumnya Bitcoin bahkan sempat mendekati level US$65.000 pada perdagangan Senin (15/7).

“Saat ini, Jika BTC bertahan di atas support US$64.000, maka dapat lanjut naik ke resistance selanjutnya di US$69.000. Namun, jika turun di bawah US$64.000, maka BTC bisa melemah ke US$62.000,” ujar Panji dalam siaran pers, Selasa (16/7).

Sementara itu, data Indeks Harga Konsumen AS (CPI) yang dirilis pada Kamis (11/7) pekan lalu, turun menjadi 3% YoY, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,1% dan juga lebih rendah dari 3,3% yang tercatat pada bulan Mei.

Panji melihat, meskipun target inflasi masih di atas target The Fed yaitu 2% YoY, Gubernur bank sentral AS tersebut, Jerome Powell, menyatakan bahwa Federal Reserve tidak akan menunggu sampai inflasi turun menjadi 2% untuk memangkas suku bunga karena kondisi makro ekonomi pada Senin (15/7).

“Sentimen positif tersebut berpotensi akan menarik likuiditas masuk lebih banyak ke pasar kripto,” kata Panji.

Menurut CME FedWatchtools, The Fed akan kembali mempertahankan suku bunganya pada FOMC 31 Juli. Probabilitas penurunan suku bunga 25 bps atau 0,25% pada FOMC 18 September meningkat menjadi 91,2%.

Baca Juga: Bitcoin Tembus Lagi US$ 64.000, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga Bisa Capai Posisi Ini

Sementara itu, perdagangan ETF Bitcoin spot di AS mencatat minggu yang sukses. Berdasarkan data dari SoSoValue, pada hari Jumat saja, ETF Bitcoin spot AS mencatat arus masuk sebesar $310 juta, menjadikannya arus masuk harian terbesar dalam 5 minggu terakhir. Selama periode perdagangan 8-12 Juli, net inflow perdagangan ETF Bitcoin spot di AS melampaui US$1 miliar.

Menariknya, aksi akumulasi manajer investasi terjadi di tengah pemerintah Jerman yang telah sepenuhnya melepaskan kepemilikan Bitcoinnya setelah 23 hari penjualan. Berdasarkan data dari Arkham Intelligence, saldo kepemilikan Bitcoin pemerintah menunjukkan nol.

Panji menilai, pemotongan suku bunga menguntungkan aset berisiko, termasuk Bitcoin, dan diperkirakan akan memicu reli di pasar saham dan tradisional. Beberapa perusahaan institusional memproyeksikan pemotongan suku bunga pada September dan akhir tahun karena inflasi mendingin.

“Arus masuk besar ke ETF Bitcoin di AS dan global menunjukkan ketahanan pasar crypto dan minat institusional yang kuat, menjadi indikator positif untuk masa depan,” tutup Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .