KONTAN.CO.ID - Investor miliarder Warren Buffett kembali mengeluarkan kritik terhadap Bitcoin. Dia menekankan sekali lagi bahwa aset tersebut tidak lebih dari skema cepat kaya. Melansir decrypt.co, dalam wawancara pada hari Rabu dengan CNBC, bos Berkshire Hathaway itu mengatakan dia tidak menyalahkan orang karena ingin terlibat dalam apa yang tampak seperti easy money alias uang mudah. Warren Buffett telah lama menjadi skeptis Bitcoin, bahkan menyebut aset digital "racun tikus kuadrat" yang "tidak memiliki nilai unik sama sekali."
Dan sekarang, dia melanjutkan kritiknya. “Sesuatu seperti Bitcoin, ini adalah token perjudian,” katanya di Squawk Box CNBC. Dia menambahkan, “Dorongan untuk berpartisipasi dalam sesuatu yang terlihat seperti uang mudah adalah naluri manusia dan selalu ada.” “Ini sangat manusiawi. Orang menyukai gagasan menjadi kaya dengan cepat—saya tidak menyalahkan mereka,” lanjutnya. Dia juga bilang, Bitcoin tidak memiliki nilai apa pun, tetapi orang masih ingin “memainkan roda roulette” dengan berinvestasi di dalamnya. Baca Juga: Nasihat Warren Buffett Saat Sejumlah Perbankan di AS Kolaps Buffett, salah satu orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih US$ 111 miliar, menghasilkan uang dari berinvestasi di perusahaan yang dianggapnya memiliki nilai riil dan bertahan di saham mereka untuk jangka panjang. Meskipun berulang kali memukul Bitcoin, investor jadul itu sebelumnya menggembar-gemborkan manfaat teknologi blockchain, dengan mengatakan bahwa itu bisa menjadi kekuatan "pengganggu" dalam keuangan. Mengutip Coindesk.com, tangan kanan Warren Buffett, Charlie Munger, bahkan lebih blak-blakan terkait cryptocurrency selama bertahun-tahun. Bahkan pada awal tahun ini, dia menyerukan AS untuk meniru China dan melarangnya. “Ini adalah kontrak perjudian dengan keunggulan hampir 100% untuk rumah, masuk ke negara di mana kontrak perjudian secara tradisional hanya diatur oleh negara bagian yang bersaing dalam kelemahan,” tulis Munger dalam sebuah opini untuk Wall Street Journal. "AS sekarang harus memberlakukan undang-undang federal baru yang mencegah hal ini terjadi."