Bitcoin Memerah dalam Sepekan, Ini Sentimen Pemberatnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) anjlok sepekan terakhir. Inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, hingga memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah menekan harga aset kripto ini.

Berdasarkan data Coinmarketcap, BTC berada di US$ 63.011 per Selasa (16/4) pukul 13.26 WIB. Dalam Sepekan terakhir harga itu telah turun 11,32%.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, data inflasi yang mengecewakan, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Maret naik lebih dari yang diperkirakan. CPI untuk bulan Maret naik 0,4% month on month (MoM) dibandingkan ekspektasi 0,3% MoM.


Sementara, CPI tahunan naik 3,5% secara year on year (YoY) dibandingkan perkiraan 3,4% YoY dan 3,2% YoY di bulan Februari.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melanjutkan Tren Kenaikan, Simak Prospek ke Depan

Tekanan ke pasar bertambah ketika ketegangan politik meningkat di Timur Tengah. Nilai Bitcoin turun tajam dipicu sentimen risk-off di pasar tradisional menyebabkan kekhawatiran terhadap risiko geopolitik yang berpotensi merembes ke aset kripto.

"Harga Bitcoin anjlok lebih dari 8%, turun dari sekitar US$ 67.000 menjadi di bawah US$ 61.000 pada 13 April setelah Iran meluncurkan serangan terhadap Israel," tulisnya dalam riset, Selasa (16/4).

Sementara dari perdagangan ETF Bitcoin spot mencatat total arus keluar sebesar US$ 83,3 juta di pekan lalu. Hal tersebut dinilai juga telah berkontribusi pada penurunan harga BTC.

Panji menuturkan, arus keluar pekan lalu dari pasar ETF Bitcoin juga bisa dipicu oleh aksi risk off sementara akibat ketegangan geopolitik dan angka inflasi di atas ekspektasi pasar. 

"Sementara, aksi penjualan juga berpotensi terjadi ketika investor mulai mengambil keuntungan dalam jangka pendek dan cenderung berinvestasi lagi saat terjadi penurunan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi