KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto menjadi aset yang paling menguntungkan pada semester I-2023. Bitcoin mencatatkan peningkatan harga 83,75% secara year to date (YtD) hingga Juni 2023 menjadi US$ 30.390,91 per koin, disusul Ethereum yang naik 60,89% menjadi US$ 1.927,01. Melihat kinerja tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey De Leroy memprediksi, pergerakan bitcoin (BTC) di semester kedua 2023 akan tetap positif. Di sisi lain, aset kripto di luar bitcoin atau yang biasa disebut altcoin kemungkinan akan kurang diminati. Sentimen positif bagi bitcoin berasal dari adanya perusahaan-perusahaan manajemen aset besar yang mengajukan proposal untuk meluncurkan ETF Bitcoin Spot. Sebut saja Blackrock, Bitwise, VanEck, Fidelity, Wisdomtree, Valkyrie, dan Invesco & Galaxy.
Baca Juga: Progres Pembentukan Bursa Kripto Sudah Mencapai 95% Secara rata-rata, Securities and Exchange Commission (SEC) harus merespons pengajuan ETF Bitcoin paling lambat 3 September 2023. Gabriel memprediksi, bulan September 2023 akan menjadi break or brake untuk bitcoin. "Jika SEC menyetujui pengajuan ETF Bitcoin, maka bitcoin akan dengan mudah menembus US$ 50.000. Namun, jika terjadi penolakan lagi, maka bitcoin bisa revisit angka US$ 20.000-US$ 25.000," tutur Gabriel saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/7). Menurut dia, kondisi pasar kripto saat ini sangat membutuhkan sentimen positif. Pasalnya, dari aktivitas blockchain dan exchange yang ada, terlihat sentimen dari pengguna masih stagnan dan belum ada pertumbuhan. Baca Juga: Momentum Bullish Terbuka bagi Bitcoin (BTC) di Juli, Intip Sentimen Pendorongnya