KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) telah membukukan reli mingguan terpanjang sejak 2017. Harga BTC naik selama delapan minggu terakhir, sebelum akhirnya terhenti pekan lalu. Momentum kenaikan beruntun terhenti dan sempat turun ke harga US$ 40.200 pada Senin (12/12) setelah seminggu sebelumnya mencapai harga US$ 44.500 pada Selasa (5/12). Menurut data dari IntoTheBlock, adanya pemindahan BTC ke bursa sebesar US$ 860 juta. Investor umumnya menafsirkan tren ini sebagai aksi ambil untung yang mencerminkan respons terhadap apresiasi BTC selama beberapa bulan terakhir. "Langkah tersebut menunjukkan sikap hati-hati melihat serangkaian data ekonomis AS rilis, yang menyebabkan mengunci keuntungan untuk mengantisipasi potensi volatilitas pada pekan lalu," ujar Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam keterangannya, Selasa (19/12).
BTC sempat rebound naik kembali mencapai harga US$ 43.000 setelah FOMC pada Rabu (13/12). The Fed memilih untuk kembali mempertahankan suku bunganya. Dalam empat dari lima pertemuan FOMC terakhir, Fed memutuskan mempertahankan suku bunga pada level 5,25% - 5,50% setelah sebelumnya menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Capai US$ 48.000 pada Akhir 2023 Dari industri, sentimen positif datang dari El Salvador yang akan meluncurkan obligasi bitcoin pertama di dunia pada kuartal I 2024. Selasa (19/12) pukul 08.00 WIB, BTC berhasil kembali menguat dan bertengger atas level US$ 42.000 atau naik sebesar 4,27% dalam 24 jam terakhir. Adapun Ethereum (ETH) juga sepekan terakhir masih kokoh bertahan di atas psikologis support US$ 2.000, mengalami kenaikan sebesar 3,2% bertengger di harga US$ 2.215. Menurut Panji, pemulihan ini diikuti pergerakan altcoin yang juga menguat. Misalnya, WOO Network (WOO) naik 80,19% hingga mencapai harga US$ 0,443 dan Worldcoin naik 58,61% terdampak dari sentimen Chat GPT 4,5 yang akan diperkirakan rilis sebelum pergantian tahun. Selain itu, Injective (INJ) menguat 42,24% menjadi US$ 37,15, melanjutkan reli dua minggu terakhir didorong sentimen pekan lalu saat Hongkong meluncurkan obligasi hijau (green bond) yang didukung oleh teknologi blockchain & China Mobile Hong Kong (CMHK) peluncuran marketplace NFT. Injective salah satu proyek kripto yang terkait dengan Hongkong & China melalui kerjasamanya dengan Tencent Cloud. Untuk pekan ini, sikap dovish Fed pada pekan lalu telah memberi sentimen positif ke pasar kripto, meski BTC masih kesulitan menembus resistensi. Pekan ini, Panji bilang terdapat serangkaian data ekonomi yang akan rilis, seperti laporan PDB kuartal III, klaim pengangguran, survei manufaktur, dan indikator perekonomian utama AS.
"Data itu akan memberikan gambaran terakhir mengenai kesehatan perekonomian AS yang diperkirakan tetap stabil di angka ekspansi tahunan sekitar 5,2%," sebutnya. Lalu, adapula data pengeluaran konsumsi pribadi dasar (PCE) untuk bulan November. Diekspektasikan menunjukkan penurunan inflasi sekitar 3,2%. Indeks sentimen konsumen dari University of Michigan juga akan dirilis pada Jumat, meskipun diprediksi tidak mengalami perubahan dari bulan November. Meskipun pekan ini terdapat beberapa peristiwa ekonomi AS, ia menilai pelaku pasar masih cukup optimis atas pertemuan Federal Reserve minggu lalu. Pelaku pasar antusias dengan potensi pemangkasan suku bunga sekitar 25 basis poin pada Maret 2024, dengan probabilitas sekitar 66,70% menurut FedWatch Tool CME," imbuh Panji. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat