Bitcoin Tembus US$ 65.000, Kian Dekati Level Harga Tertinggi Sepanjang Masa



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tren bullish pasar aset kripto kembali berlanjut. Bitcoin (BTC) terus merangsek naik menuju level tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH).

Mengutip Coinmarketcap, harga Bitcoin telah menembus level atas US$ 65.000 atau lebih dari Rp 1 miliar. Senin (4/3) pukul 19.35 WIB, harga Bitcoin berada di posisi US$ 65.089 yang telah melonjak sekitar 4,15% dalam 24 jam terakhir dan melesat sekitar 27,27% dalam periode 7 hari terakhir.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mencermati, lonjakan harga Bitcoin tersebut dipengaruhi oleh para pelaku pasar yang berusaha mengambil tindakan lebih awal, sebelum ETF melanjutkan perdagangan pada Senin (4/3) waktu Amerika Serikat (AS).


Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya arus masuk ke ETF Bitcoin Spot yang terdaftar di AS, meskipun terdapat arus keluar dari GBTC.

Harga Bitcoin pun memang telah berkonsolidasi antara US$ 61.000 dan US$ 64.000 dalam lima hari terakhir dan diperdagangkan sekitar US$ 65.432 pada Senin (4/3) sore. Harga Bitcoin kini berada di titik puncak lonjakan 4%-6% menuju level US$ 66.000 dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Terdorong Dana Segar ke Bitcoin ETF

“Jika polanya benar, harga Bitcoin kemungkinan akan mengejar target potensial US$ 66.655, diikuti oleh US$ 75.000,” jelas Fyqieh kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Menurut Fyqieh, bulan Maret kemungkinan masih menjadi bulan yang bullish untuk Bitcoin, jika melihat sentimen jangka pendek saat ini. Meskipun halving terjadi masih satu bulan lagi, investor dinilai sudah bersiap menghadapi lonjakan harga yang diantisipasi.

Namun, di sisi lain, meskipun pasar mengalami euforia atas kenaikan harga Bitcoin, terdapat tanda-tanda bahwa pasar sedang mendekati kondisi overheating. Salah satu indikatornya adalah resistensi hampir horizontal yang dihadapi Bitcoin saat ini, yang mungkin menghambat kenaikan Bitcoin.

Ditambah lagi, lanjut Fyqieh, open interest yang mencapai rekor tertinggi pada Bitcoin berjangka di Chicago Mercantile Exchange (CME) menunjukkan meningkatnya spekulasi dan partisipasi investor, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang stabilitas pasar.

“Bitcoin yang semakin berkembang dan peningkatan pasokannya membuat banyak trader dan investor sudah punya cukup keuntungan dan siap untuk mencairkan uang mereka. Ini berarti, sekitar 97% dari Bitcoin yang ada sekarang ini menguntungkan, dan bisa jadi akan ada banyak orang yang menjual BTC mereka,” tutur Fyqieh.

Oleh karena itu, Fyqieh mengingatkan, ketika harga Bitcoin mendekati angka tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya, para trader dan investor harus lebih waspada dan berhati-hati. Sekedar informasi, harga tertinggi (ATH) Bitcoin berada di posisi US$68.999 yang dicapai pada November 2021 silam.

Fyqieh mencermati, ada kemungkinan arus dana akan mengalir ke altcoin, seperti Ethereum, Solana atau koin meme. Ketika investor mencari alternatif investasi, mereka mungkin tertarik pada altcoin yang menawarkan potensi pertumbuhan tinggi atau fitur unik yang tidak dimiliki Bitcoin.

Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Mencapai Rp 1,5 miliar pada 2024

Koin-koin tersebut dianggap bisa menjadi lebih menarik karena harga yang lebih rendah dan potensi inovasi teknologis. Selain itu, diversifikasi portofolio menjadi penting di saat seperti ini, karena membagi investasi ke berbagai aset dapat mengurangi risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari