Bitcoin Tembus US$70.000, Lonjakan Terbesar di Tengah Krisis Keuangan Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin terus meroket di sepanjang tahun 2024, melampaui angka US$70.000 per koin untuk pertama kalinya sejak Juni.

Kenaikan harga ini sebagian besar dipicu oleh dorongan Wall Street yang dipimpin BlackRock untuk revolusi crypto serta langkah dovish Federal Reserve yang memicu ketidakpastian pasar.

China Siapkan Stimulus Triliunan: Dampaknya pada Pasar Bitcoin dan Crypto

Berita terbaru menyebutkan bahwa China berencana mengucurkan stimulus besar-besaran hingga 10 triliun yuan (US$1,4 triliun) untuk memulihkan ekonominya yang melambat.


Menurut sumber yang dilaporkan oleh Reuters, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) akan mempertimbangkan paket stimulus ini pada pertemuan yang dijadwalkan antara 4 hingga 8 November.

Baca Juga: Bitcoin Tembus Level US$ 70,000, Berpotensi Lanjut Naik Jelang Pemilu AS

Analisis menunjukkan bahwa langkah ini dapat memberikan tekanan kenaikan pada harga Bitcoin karena meningkatnya minat risiko di kalangan investor.

Nikolay Karpenko, direktur di penyedia likuiditas crypto institusional B2C2, menjelaskan bahwa kebijakan fiskal China yang lebih agresif dapat meningkatkan permintaan aset berisiko seperti Bitcoin.

Senada dengan itu, Mohit Kumar, kepala ekonom keuangan Jefferies untuk Eropa, juga mengantisipasi adanya lebih banyak stimulus fiskal dari China baik tahun ini maupun di tahun-tahun mendatang.

Dampak Global Stimulus China dan Langkah Fed Terhadap Pasar Crypto

China telah menggelontorkan gelombang stimulus awal bulan ini, dan tambahan dana triliunan yuan ini diharapkan akan semakin memacu pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Luar Biasa! Kekayaan Elon Musk Melonjak US$34 Miliar dalam Sehari

Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMex dan kepala dana investasi Maelstrom, meramalkan bahwa kombinasi dari "bazooka" ekonomi China dan langkah pelonggaran dari Federal Reserve akan menciptakan bull market yang "gemilang" bagi Bitcoin dan crypto menjelang tahun 2025.

Para analis memperkirakan bahwa dorongan fiskal dari China, didorong oleh perubahan arah kebijakan The Fed, berpotensi memulai pasar bullish besar bagi Bitcoin dan aset crypto lainnya.

Selanjutnya: BI Resmikan Empat Program Khusus untuk Perkuat Ekonomi Syariah

Menarik Dibaca: Waspada Bencana Jawa Tengah Besok (31/10), Cek Peringatan Dini Cuaca Hujan Deras

Editor: Handoyo .