KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin (BTC) berisiko mencatatkan sejarah negatif dengan membentuk candle tahunan merah pertama dalam periode pascahalving, seiring pergerakan harga yang masih tertahan di kisaran US$ 88.000 menjelang penutupan tahun 2025. Melansir
Cointelegraph Minggu (28/12/2025), data TradingView menunjukkan pergerakan harga BTC relatif datar dalam dua hari terakhir dengan volatilitas yang sangat terbatas.
Baca Juga: Reksadana Syariah Diprediksi Solid pada2026, Prospek Saham dan Obligasi Cerah Pada Jumat lalu, pergerakan harga sempat diwarnai aksi fakeout seiring perburuan likuiditas yang terjadi bersamaan dengan jatuh tempo opsi Bitcoin senilai US$ 24 miliar, yang dinilai menekan ruang gerak harga. Meski demikian, sejumlah analis masih melihat peluang pemulihan harga sebelum akhir tahun. Salah satunya ditopang oleh sinyal
bullish divergence pada indikator
Relative Strength Index (RSI) di grafik tiga hari. “Bitcoin mengunci
bullish divergence tiga hari tepat di atas area support kunci. Dua titik bottom sebelumnya juga terbentuk dengan pola serupa. Apakah sejarah akan terulang?” tulis trader Jelle dalam unggahan di platform X.
Baca Juga: Indomobil Multi (IMJS) Injeksi Modal ke Entitas Anak Senilai Rp 499,28 Miliar Optimisme juga datang dari faktor musiman. Trader BitBull menilai awal Januari berpotensi menjadi katalis reli harga, seiring institusi mulai mengalokasikan dana ke aset yang sebelumnya berkinerja kurang optimal. “Ini bisa memicu
breakout dari garis tren dan mendorong harga menuju US$ 100.000,” ujarnya.
Sementara itu, analis Aksel Kibar menilai fase konsolidasi saat ini wajar mengingat lonjakan tajam yang terjadi pada kuartal III. “Volatilitas bersifat siklikal. Setelah fase volatilitas tinggi, biasanya diikuti periode volatilitas rendah hingga muncul pola teknikal yang jelas,” kata Kibar. Namun, tantangan utama Bitcoin saat ini terletak pada performa tahunan. Hingga mendekati penutupan tahun, BTC tercatat turun sekitar 6,1% secara
year-to-date (YTD).
Baca Juga: IHSG Diperkirakan Bergerak Konsolidatif di Akhir 2025, Cermati Rekomendasi Analis Kondisi ini membuka peluang terbentuknya candle tahunan merah pertama setelah peristiwa
halving, yang berpotensi menggoyahkan teori siklus empat tahunan Bitcoin. Keith Alan, co-founder Material Indicators, menekankan pentingnya harga penutupan tahunan dibandingkan sekadar pergerakan intraday. “Wick di atas atau di bawah level kunci adalah hal wajar. Yang paling penting adalah harga penutupan,” tulisnya. Ia menambahkan bahwa level pembukaan tahunan di sekitar US$ 93.500 masih berpeluang diuji kembali sebelum akhir tahun.
Baca Juga: Meneropong Prospek Kinerja Emiten BUMN di 2026 dan Saham Rekomendasi Analis Jika Bitcoin gagal menembus level tersebut, maka penutupan tahun 2025 berpotensi menjadi catatan penting yang menantang narasi klasik siklus empat tahunan di pasar kripto.
Mengutip data
Coinmarketcap pukul 21.50 WIB, harga Bitcoin di level US$87.934 atau naik 0,52% dalam 24 jam terakhir atau turun 0,02% dalam sepekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News