KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan Mei, Bank Sentral China mengalami perlambatan signifikan dalam pembelian emasnya, yang menunjukkan potensi perubahan strategi. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan upaya negara-negara mencari alternatif mata uang cadangan. Sejak awal abad ke-21, China secara konsisten membeli emas untuk mengamankan keuntungan dari surplus perdagangan dan sebagai alternatif terhadap dolar. Penurunan pembelian emas ini menandakan adanya pergeseran dalam kebijakan cadangan devisa negara tersebut, yang bisa berdampak signifikan. CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa dalam konteks pergeseran geopolitik global, diversifikasi menjadi penting.
Baca Juga: Bukan Bitcoin, Robert Kiyosaki Sarankan Investasi Ini untuk Investor Baru "Diversifikasi melindungi dari dampak negatif ketidakstabilan politik atau ekonomi di satu wilayah, serta fluktuasi nilai tukar dan inflasi. Peningkatan ketegangan ini mendorong beberapa negara untuk mencari alternatif dalam mata uang cadangan mereka," ujar Oscar dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/6). Oscar menambahkan bahwa Bitcoin muncul sebagai pilihan menarik dalam mencari alternatif. Ia bilang, bitcoin menawarkan keunggulan sebagai aset yang tidak terkait dengan kebijakan moneter suatu negara dan memiliki sifat desentralisasi yang membuatnya lebih tahan terhadap tekanan politik dan sanksi eksternal. Ia juga menyoroti bahwa Bitcoin telah terbukti menjadi alat investasi yang efektif bagi investor yang mencari peluang pertumbuhan dan perlindungan terhadap fluktuasi mata uang konvensional.
Baca Juga: Kehadiran ETF Ethereum Spot Berpotensi Angkat Harga Ethereum ke Level US$ 6.000 El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai devisa resmi pada September 2021, di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele. Tujuan utama langkah ini adalah meningkatkan inklusi keuangan, menarik investasi asing, dan mengurangi biaya pengiriman uang bagi warga yang bekerja di luar negeri. El Salvador mengintegrasikan Bitcoin dalam sistem keuangan nasionalnya untuk meraih manfaat ekonomi jangka panjang. Di sisi lain, dalam investasi aset kripto seperti Bitcoin, platform seperti Indodax menyediakan akses yang mudah dan aman bagi investor untuk membeli dan menjual Bitcoin serta berbagai aset kripto lainnya. Indodax menawarkan berbagai fitur yang memudahkan pengguna, serta keamanan yang terjamin.
Salah satu pendekatan investasi yang dapat dipertimbangkan adalah metode Dollar Cost Averaging (DCA). Teknik DCA adalah strategi di mana investor membagi jumlah total yang akan diinvestasikan dalam pembelian berkala dengan jumlah yang sama, terlepas dari harga aset tersebut. Dengan cara ini, investor dapat mengurangi dampak volatilitas pasar dan menghindari risiko melakukan investasi besar pada saat harga puncak.
Baca Juga: Harga Bitcoin Masih Konsolidasi, Arah Bunga The Fed Jadi Sentimen Penggerak Dalam jangka panjang, DCA dapat membantu menciptakan biaya rata-rata yang lebih stabil untuk aset yang diinvestasikan, termasuk Bitcoin. Melalui fitur ‘Investasi Rutin’ pada platform seperti Indodax, hal ini dapat menjadi cara yang efektif untuk melindungi dan mengoptimalkan investasi untuk mendapatkan keuntungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli