Bitwise: Strategy Tak Akan Terpaksa Jual Bitcoin Meski Harga Saham Turun



KONTAN.CO.ID - Strategy (MSTR) tidak akan terpaksa menjual kepemilikan Bitcoin-nya meski harga saham perusahaan terus terkoreksi, menurut Chief Investment Officer Bitwise, Matt Hougan.

Ia menilai anggapan bahwa MSTR harus melepas Bitcoin jika harga saham turun di bawah nilai aset bersih (NAV) adalah keliru.

“Tidak ada kondisi ketika harga MSTR jatuh di bawah NAV yang membuat perusahaan wajib menjual Bitcoin,” ujar Hougan dalam catatan risetnya pada Selasa, menyinggung keyakinan kuat Chairman Michael Saylor terhadap Bitcoin dilansir dari Cointelegraph Jumat (5/12/2025).


Baca Juga: Mata Uang Asia Bergerak Terbatas Jumat (5/12) Pagi, Won Korea Selatan Menguat

Kekhawatiran pasar meningkat setelah CEO Strategy, Phong Le, pekan lalu menyebut bahwa perusahaan bisa menjual sebagian Bitcoin sebagai “jalan terakhir” apabila kapitalisasi pasar perusahaan turun di bawah nilai kepemilikan BTC dan opsi pembiayaan perusahaan menyempit. Ia menyebut langkah itu akan bertujuan menjaga “Bitcoin yield per share.”

Namun Hougan menilai risiko itu sangat kecil. Strategy saat ini memiliki kas US$1,4 miliar, tidak memiliki utang yang jatuh tempo hingga 2027, dan harga Bitcoin sekitar US$92.000sekitar 24% di atas harga rata-rata akuisisi perusahaan sebesar US$74.436.

“Benar bahwa pasar akan terguncang jika MSTR menjual US$60 miliar Bitcoin sekaligus—setara arus masuk ETF Bitcoin selama dua tahun. Tapi saya tidak melihat skenario itu akan terjadi,” tegas Hougan.

Baca Juga: Situasi Panas, Rusia Ancam Hancurkan Eropa Jika Aset Disita

Tak Ada Tekanan Jangka Pendek

Hougan menjelaskan bahwa kewajiban utama MSTR adalah pembayaran bunga tahunan sekitar US$800 juta serta rollover instrumen utang tertentu saat jatuh tempo.

“Pembayaran bunga bukan isu jangka pendek. Dengan US$1,4 miliar kas, perusahaan bisa menutupnya dengan mudah selama satu setengah tahun,” katanya.

Dalam 30 hari terakhir, saham MSTR terkoreksi 24,69% dan ditutup di US$186,01 pada perdagangan Jumat.

Tekanan jual juga dipicu potensi penghapusan MSTR dari indeks MSCI, menyusul kebijakan yang mempertimbangkan eksklusi perusahaan dengan lebih dari 50% aset berupa kripto.

Jika itu terjadi, dana-dana yang mengikuti indeks harus melepas saham MSTR sehingga menambah beban tekanan harga.

Baca Juga: AS Perluas Travel Ban: Lebih dari 30 Negara Terancam Larangan Masuk Negeri Paman Sam

Dampak Delisting Dinilai Minimal

Hougan menilai potensi delisting dari MSCI tidak akan terlalu mempengaruhi sentimen jangka panjang terhadap MSTR.

“Dari pengalaman saya, efek penambahan atau penghapusan saham dari indeks biasanya lebih kecil dari dugaan dan sudah diantisipasi pasar jauh sebelumnya,” ujarnya.

Ia mencontohkan saat MSTR masuk ke indeks Nasdaq-100 pada Desember lalu, dana yang mengikuti indeks harus membeli US$2,1 miliar saham perusahaan tersebut—namun harga saham nyaris tak bergerak.

Selanjutnya: Rekening Bersama Pasangan Apa Penting untuk Keuangan Keluarga? Ini Jawabannya

Menarik Dibaca: Rekening Bersama Pasangan Apa Penting untuk Keuangan Keluarga? Ini Jawabannya