Bizhare Optimistis Pendanaan Bakal Tumbuh di 2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Investasi Digital Nusantara atau Bizhare mencatatkan kinerja positif di tahun 2023. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna terdaftar hingga nilai investasi yang cukup siginifikan.

Founder dan CEO Bizhare Heinrich Vincent menyebutkan, hingga November 2023 Bizhare mencatat jumlah pengguna terdaftar lebih dari 200 .000. Lalu, nilai investasi lebih dari Rp 200 miliar. Adapun  total penerbit equity crowdfunding yang terdiri dari UMKM dan franchise lebih dari 130 penerbit yang menghasilkan omset Rp 600 miliar.

Di tahun 2024 ini, Heinrich optimis pendanaan Bizhare bakal tumbuh lebih tinggi dari 2023. Sayangnya dia tak menyebutkan berapa besar target tersebut.


“Awal bulan Februari 2024 ini, Bizhare juga sedang melakukan penawaran efek dengan total pendanaan Rp 7,762,700,000 untuk 2 penerbit. Salah satunya sektor pariwisata yang pertama kali ditawarkan melalui securities crowdfunding yaitu Bobocabin Dieng, Jawa Tengah,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).

Baca Juga: Industri Urun Dana Pasang Target Optimistis di 2024, Ini yang Bakal Disasar

Heinrich melanjutkan, satu penerbit lagi bergerak di industri film dengan dua project film Indonesia, garapan Production House (PH) Base Entertainment dan Wahana Creator. Tahun ini, Bizhare akan membuat instrumen investasi baru untuk membantu masyarakat lebih bebas secara finansial melalui skema fund investment.

“Ini masih kita persiapkan dan akan menjadi salah satu gebrakan baru di dunia keuangan di 2024,” terangnya.

Sebelumnya, Heinrich mengungkapkan, imbal hasil (return) obligasi atau sukuk yang diberikan Bizhare sebesar 15% sampai 28% per tahun.

Bizhare sendiri memfasilitasi penerbitan saham, obligasi dan sukuk dengan return yang didapatkan investor cenderung berbeda tergantung jenis industri dan instrumen yang ada.

Untuk instrumen saham, dividend yield yang diberikan ke investor sebesar 12%-58% per tahun selama bisnis masih untung. Namun ini belum termasuk potensi capital gain yang didapat investir saat jual beli saham di pasar sekunder.

“Untuk imbal hasil Obligasi/Sukuk yang ada di Bizhare 15-28% per tahun, dengan periode imbal hasil dan jatuh tempo berbeda-beda mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun hingga 2 tahun,” ungkapnya.

Heinrich menuturkan, di tahun 2024 pihaknya menargetkan peningkatan return dari dividen dan imbal hasil. Strateginya, dengan meningkatkan business scoring sehingga tingkat akurasi dan besaran dividen dan imbal hasil yang didapatkan investor semakin sesuai dengan ekspektasi.

Selain itu, melakukan pendampingan ke penerbit untuk meningkatkan performa bisnisnya untuk efek saham dan ketepatan waktu penyelesaian efek obligasi atau sukuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat