JAKARTA. Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (BK DPR) memutuskan untuk memanggil ahli teknologi informasi atau ahli telematika lain guna menganalisa video asusila yang diduga melibatkan anggota dewan dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pemanggilan ahli telematika lain dilakukan untuk mengumpulkan pendapat lain untuk memastikan siapa pelaku yang terekam dalam video asusila tersebut. Adapun dua ahli telematika yang sudah diundang BK adalah Ruby Alamsyah ahli digital forensik dari Universitas Gunadarma, ikemudian Abimanyu Wachjoedijajat ahli teknologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. "Kemarin ada pendapat yang berbeda, karena masih tidak terlalu yakin. Tetapi tadi sudah ada suatu tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap keaslian video itu," tutur Ketua BK, Muhammad Prakosa di DPR, Jakarta, Kamis (24/5). Menurut Prakosa, Abimanyu dari UIN Jakarta memberikan pernyataan, tingkat kemiripan pelaku video asusila dengan salah satu anggota dewan itu sangat tinggi, lebih dari 50%. Meski begitu, lanjut Prakosa, Abimanyu butuh video pembanding untuk dapat memastikan tingkat akurasinya. "Biar yakin sekali, kami dalam sidang BK sepakat memberikan video pembanding kepada Abimanyu untuk melengkapi analisanya," tandas Prakosa. Selain itu, sidang BK juga menyepakati memanggil ahli telematika lainnya. Alasannya, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengaku sudah tidak bisa menganalisa video itu, dikarenakan resolusinya terlalu rendah.
BK panggil ahli IT lain untuk kasus video asusila
JAKARTA. Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (BK DPR) memutuskan untuk memanggil ahli teknologi informasi atau ahli telematika lain guna menganalisa video asusila yang diduga melibatkan anggota dewan dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pemanggilan ahli telematika lain dilakukan untuk mengumpulkan pendapat lain untuk memastikan siapa pelaku yang terekam dalam video asusila tersebut. Adapun dua ahli telematika yang sudah diundang BK adalah Ruby Alamsyah ahli digital forensik dari Universitas Gunadarma, ikemudian Abimanyu Wachjoedijajat ahli teknologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. "Kemarin ada pendapat yang berbeda, karena masih tidak terlalu yakin. Tetapi tadi sudah ada suatu tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap keaslian video itu," tutur Ketua BK, Muhammad Prakosa di DPR, Jakarta, Kamis (24/5). Menurut Prakosa, Abimanyu dari UIN Jakarta memberikan pernyataan, tingkat kemiripan pelaku video asusila dengan salah satu anggota dewan itu sangat tinggi, lebih dari 50%. Meski begitu, lanjut Prakosa, Abimanyu butuh video pembanding untuk dapat memastikan tingkat akurasinya. "Biar yakin sekali, kami dalam sidang BK sepakat memberikan video pembanding kepada Abimanyu untuk melengkapi analisanya," tandas Prakosa. Selain itu, sidang BK juga menyepakati memanggil ahli telematika lainnya. Alasannya, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengaku sudah tidak bisa menganalisa video itu, dikarenakan resolusinya terlalu rendah.