JAKARTA. Meski kinerja ekspor kakao pada April 2011 lalu sempat lesu, namun ekspor komoditi ini pada Mei - Juni diperkirakan kembali bergairah. Pasalnya, bea keluar kakao pada periode itu kembali turun menjadi 10%. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2011 volume ekspor kakao Indonesia hanya sebesar 1.199 ton. Jumlah ini merosot 93,6% ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 18.743 ton. Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengemukakan, penurunan ekspor kakao pada periode April 2011 lalu disebabkan karena tingginya tarif bea keluar (BK) kakao yang ditetapkan oleh pemerintah. "Tarif BK kakao pada April lalu sebesar 15%, makanya banyak eksportir besar yang menahan ekspornya," ujarnya kepada KONTAN Jum'at (3/6).
BK turun, ekspor kakao Mei diperkirakan kembali pulih
JAKARTA. Meski kinerja ekspor kakao pada April 2011 lalu sempat lesu, namun ekspor komoditi ini pada Mei - Juni diperkirakan kembali bergairah. Pasalnya, bea keluar kakao pada periode itu kembali turun menjadi 10%. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2011 volume ekspor kakao Indonesia hanya sebesar 1.199 ton. Jumlah ini merosot 93,6% ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 18.743 ton. Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengemukakan, penurunan ekspor kakao pada periode April 2011 lalu disebabkan karena tingginya tarif bea keluar (BK) kakao yang ditetapkan oleh pemerintah. "Tarif BK kakao pada April lalu sebesar 15%, makanya banyak eksportir besar yang menahan ekspornya," ujarnya kepada KONTAN Jum'at (3/6).