BKDI menanti kehadiran CIMB Futures sebagai anggota



JAKARTA. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) menambah daftar pialang komoditasnya. Jika tidak ada halangan, CIMB Futures akan masuk sebagai pialang komoditas di BKDI pada Juni mendatang. "Perusahaan tersebut sekarang masih mengurus perizinan sebagai pialang penanaman modal asing," kata Megain Widjaja, Direktur Utama BKDI.

Megain berharap, kehadiran CIMB Futures bisa memperbesar transaksi perdagangan kontrak berjangka untuk minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dan emas di BKDI. "Mereka punya ahli CPO dan jaringan yang kuat," kata dia. Ujung-ujungnya, Megain berharap CIMB bisa membantu BKDI mengejar target transaksi.

BKDI menargetkan volume transaksi di tahun ini bisa mencapai rata-rata 5.000 lot per hari. Hingga akhir Februari, rata-rata transaksi harian BKDI mencapai 2.473 lot, meningkat daripada bulan sebelumnya, 2.072 lot per hari.


Megain mengaku, BKDI yang baru berumur dua tahun masih kesulitan mencari pialang yang benar-benar berkecimpung di perdagangan berjangka komoditas. Dari

21 pialang yang kini terdaftar di BKDI, Megain menilai hanya tiga pialang yang berkomitmen melakukan transaksi komoditas. "Mereka adalah Sinarmas Futures, Millenium Penata Futures, dan Philip Futures Pte Ltd.," kata dia.

Menurut dia, kebanyakan pialang atau broker domestik lebih suka bermain di sistem perdagangan alternatif (SPA) seperti perdagangan valuta. "Pialang memang lebih mudah mendapat keuntungan dari transaksi itu," kata dia.

Maraknya broker atau pialang yang lebih suka bertransaksi SPA, menurut Megain, mengalihkan citra bursa berjangka sebagai wadah perdagangan komoditas.

Megain berharap, keberadaan para pialang bisa semakin diperjelas, menjadi pialang atau penyelenggara SPA. "Saat ini banyak pialang yang tidak jelas posisinya. Di satu pihak mereka sebagai anggota bursa, di sisi lain mereka lebih fokus menjual produk SPA, produk di luar bursa," kata Megain.

Pengaturan jenis pialang ini sejatinya tidak lepas dari kepentingan BKDI yang juga ingin menawarkan SPA yang mendukung kontrak komoditas. Untuk membuat unit ini, Megain mengaku, masih menunggu DPR dan Pemerintah menuntaskan amandemen Undang-Undang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie