BKDI serius menggarap karet



JAKARTA. PT Bursa Komoditi dan Derivative Indonesia (BKDI) mengatakan akan berfokus pada dua kontrak baru di tahun 2016 nanti. Utamanya, mendongkrak kinerja di tengah berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Di paruh pertama akan fokus pada pembentukan dewan karet terintegrasi dengan Malaysia dan Thailand," kata Megain Wijaya, Direktur Utama BKDI di Ancol, Rabu (20/1).

Nantinya pada pertengahan Juni 2016 diharapkan dewan tersebut sudah resmi berjalan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga karet dan menciptakan harga yang lebih fair di pasar.


Masih dipaparkan Megain, pada tahun 2011 harga karet masih US$ 4,8 per kg. Namun di tahun 2016 ini sudah terpuruk ke level US$ 1 per kg. "Bagaimana petani karet kita mampu bertahan dengan pergerakan harga seperti ini, harus ada yang membenahi," papar Megain.

Dengan potensi karet Indonesia yang besar, BKDI merasa perlu menciptakan kekuatan regional yang bisa memberikan referensi patokan harga yang wajar. Maka MEA bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk saling menggandeng dengan kekuatan Asia lainnya.

Selain karet, BKDI pun akan merilis kontrak berjangka timah. Berkaca dari tingginya antusias transaksi timah fisik, ada cuan yang siap digali dari kontrak berjangka salah satu komoditas andalan Indonesia ini.

"Itu di akhir tahun rencananya setelah urusan karet selesai dan berjalan," tutup Megain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto