BKPM incar investor baru Australia dan Amerika



JAKARTA. Pemerintah mengincar investor Amerika Serikat (AS) dan Australia untuk bisa meningkatkan investasinya di Indonesia. Untuk itu dua negara ini akan menjadi fokus promosi investasi yang dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada semester II tahun ini.

Deputi Bidang Promosi BKPM Himawan Hariyoga mengatakan, Australia sebagai tetangga terdekat Indonesia saat ini nilai investasinya ke Indonesia masih relatif kecil. Bahkan pada semester I 2013, nilai investasi Australia ke Indonesia hanya berada di peringkat 14 dengan 124 proyek senilai US$ 139,01 juta.

Proyek-proyek utama Negeri Kanguru di Indonesia meliputi sektor kimia dasar, barang kimia dan farmasi, sektor pertambangan serta sektor logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik. "Kami akan aktif ke Australia karena lokasinya dekat tapi dari data menunjukan realisasi investasinya kecil," kata Himawan kepada KONTAN, pekan lalu.


Jika sebelumnya Australia lebih tertarik untuk berinvestasi di sektor kimia dasar dan elektronika, BKPM mengaku akan lebih mempromosikan sektor peternakan, yaitu peternakan sapi kepada investor Australia.

Menurut Himawan, investasi di peternakan sapi sangat menjanjikan dan menjadi salah satu industri unggulan tapi belum bisa terealisasi. Hal ini terlihat dari tidak adanya catatan realisasi investasi di sektor peternakan sapi sejak 2010 oleh BKPM.

Dengan mengundang investor untuk membenamkan duit mereka pada bisnis peternakan sapi, BKPM berharap penanaman modal asing (PMA) tumbuh dan mencapai target realisasi sebesar Rp 506 triliun pada 2014 mendatang.

Tawarkan enam konsep investasi sapi

Untuk bisa menjaring investor Australia di peternakan sapi, BKPM menawarkan enam konsep investasi. Konsep pertama di bidang pembibitan dan pembiakan sapi. "Investasi di bidang pembibitan sapi akan kami prioritaskan," kata Himawan.

Investasi pembibitan sapi nantinya akan diintegrasikan dengan pola penggembalaan yang membutuhkan lahan luas atau digabungkan dengan investasi di perkebunan sawit. Menurut Himawan, untuk pola penggembalaan, lahan yang disiapkan ada di daerah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat, yaitu wilayah Fakfak dan Merauke.

Selain itu, BKPM juga akan menawarkan investasi penggemukan sapi terutama untuk sapi yang berasal dari dalam negeri. Investasi di bidang penggemukan sapi (feedloter) difokuskan untuk sapi lokal, karena saat ini sebagian besar perusahaan feedloter mengandalkan sapi bakalan impor.

BKPM juga menawarkan investasi model campuran antara pembibitan sapi dan penggemukan sapi kepada investor Australia. Nantinya termasuk investasi pada pabrik pakan ternak dan usaha pemotongan hewan.

Bidang usaha rumah potong hewan (RPH) diperlukan karena saat ini Indonesia hanya memiliki 20 rumah pemotongan hewan berstandar internasional. "Padahal minimal perlu ada 54 RPH," ujar Himawan.

Selain di sisi produksi, BKPM juga menawarkan sektor transportasi hewan ternak seperti kapal khusus pengangkut hewan kepada investor Australia. Investasi di sektor transportasi hewan ternak, memang masih baru. Sebab selama ini Indonesia tidak memilikinya perusahaan transportasi khusus hewan ternak sehingga membuat harga daging sapi melonjak tinggi di pasaran.

Namun sepertinya, niat BKPM ini tidak akan semulus yang diharapkan. Sumber KONTAN menyebutkan, banyak pihak yang tidak mau jika asing memiliki 100% saham di peternakan sapi.

Seperti diketahui, saat ini investasi sektor peternakan sapi tidak terdapat dalam Daftar Negatif Investasi (DNI). Ini berarti investor asing diperbolehkan masuk dan menguasai 100% saham. Untuk itu, pemerintah akan menerapkan sistem investasi peternakan sapi seperti telah menggunakan pada investasi peternakan babi. Di peternakan babi, kepemilikan asing dibatasi 95%.

Sedangkan untuk investor AS, BKPM akan menawarkan investasi di sektor infrastruktur, pariwisata, makanan, elektronik dan manufakturing. Untuk menggaet minat investor bagian tengah AS khususnya St.Louis, BKPM menggandeng Kalimantan Barat dan Palembang untuk ikut serta berpromosi. Kalimantan Barat akan mempromosikan investasi di infrastruktur dan tambang batubara dan bauksit  Sedangkan di sektor pariwisata, BKPM mengincar investasi AS untuk pengembangan resort.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa