KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp375,4 triliun sepanjang 2023. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan, realisasi investasi ini mencapai 26,5% dari total investasi sepanjang 2023 yang mencapai Rp 1.418,9 triliun. “Di bidang hilirisasi ini mencapai Rp 375,4 triliun, dari total investasi 2023,” tutur Bahlil dalam Konferensi pers, Rabu (25/1)
Adapun Ia memerinci, investasi di bidang hilirisasi tersebut di antaranya, pada sektor mineral terdiri dari smelter yang nilainya Rp 216,8 triliun. Ini terdiri dari nikel mencapai Rp 136,6 triliun, bauksit Rp 9,7 triliun, dan tembaga Rp 70,5 triliun.
Baca Juga: Tenaga Asing Disebut Mendominasi Proyek Hilirisasi, Luhut: Hanya 10%-15% Saja Kemudian, di sektor pertanian yakni
Cure Plam Oil (CPO) menjadi
oleochemical sebesar Rp 50,8 triliun. Sektor kehutanan yakni
plup dan
paper mencapai Rp 51,8 triliun. Selanjutnya pada sektor minyak dan gas yakni
petrochemical mencapai Rp 46,3 Triliun. sektor ekosistem kendaraan listrik yakni baterai kendaraan listrik mencapai Rp 9,7 triliun. Ke depan bahlil akan mendorong investasi hilirisasi di sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan agar lebih massif lagi. “hilirisasi tidak hanya dalam sektor pertambangan, pertambangan hanya pintu masuk saja,” ungkapnya. Untuk diketahui, realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun. Realisasi itu mencapai 101,3% dari target investasi tahun 2023 yang sebesar Rp 1.400 triliun.
Baca Juga: Hilirisasi Nikel Disebut Ugal-ugalan & Tak Bawa Kesejahteraan, Luhut Buka Suara Realisasi investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 674,9 triliun atau 47,6% dari total investasi sepanjang 2022. Angka tersebut naik 22,1% dibandingkan posisi 2021. Kemudian, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 744 triliun atau 54,2% dari total investasi 2023. Realisasi tersebut meningkat 22,1% jika dibandingkan dengan periode sama di 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi