JAKARTA. Besarnya investasi di industri makanan dan minuman (mamin) ditanggapi wajar oleh Aries Indanarto, Kepala Bagian Humas Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM). Sebab sektor tersebut adalah yang paling menonjol di antara semua sektor di manufaktur. Dalam rilis BKPM sampai semester I 2017 jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk mamin tercatat Rp 21 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak US$ 1,18 miliar atau Rp 15 triliun. Jika semester dua ini bisa memperoleh nilai yang kurang lebih sama, maka sampai akhir tahun bisa menembus angka Rp 72 triliun. Aries mengatakan sebagian besar investasi ini merupakan perluasan produksi dari pemain-pemain lama. Ia mencontohkan beberapa produsen mamin besar seperti GarudaFood yang melakukan inovasi dengan rekanan Jepang, ekspansi produk tepung dan mi instan Indofood, atau modal dari luar seperti Coca Cola Amatil (CCA).
BKPM: Investasi mamin naik karena risiko rendah
JAKARTA. Besarnya investasi di industri makanan dan minuman (mamin) ditanggapi wajar oleh Aries Indanarto, Kepala Bagian Humas Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM). Sebab sektor tersebut adalah yang paling menonjol di antara semua sektor di manufaktur. Dalam rilis BKPM sampai semester I 2017 jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk mamin tercatat Rp 21 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak US$ 1,18 miliar atau Rp 15 triliun. Jika semester dua ini bisa memperoleh nilai yang kurang lebih sama, maka sampai akhir tahun bisa menembus angka Rp 72 triliun. Aries mengatakan sebagian besar investasi ini merupakan perluasan produksi dari pemain-pemain lama. Ia mencontohkan beberapa produsen mamin besar seperti GarudaFood yang melakukan inovasi dengan rekanan Jepang, ekspansi produk tepung dan mi instan Indofood, atau modal dari luar seperti Coca Cola Amatil (CCA).