BKPM: Kawasan industri Batang lebih kompetitif dibandingkan di Vietnam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempromosikan kawasan industri di Batang, Jawa Tengah. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yakin kawasan industri Batang yang sekarang tengah dikembangkan akan menjadi tempat terbaik bagi para investor.

“Kenapa saya katakan terbaik? Silakan investor datang dengan membawa teknologi dan uang, biarlah pemerintah yang mengurus izinnya,” kata Bahlil dalam diskusi secara daring, Rabu (16/9).

Bahkan, Bahlil juga bilang, kawasan industri Batang lebih kompetitif dibandingkan di Vietnam, termasuk harga tanahnya yang lebih murah. “Malah ada tanah yang hanya Rp 500.000-Rp 600.000 per meter, izin tanahnya juga tidak perlu ada urusan dengan sosial karena negara telah selesaikan semuanya,” tambahnya.

Baca Juga: Jelang laporan EoDB 2021, BKPM yakin rangking Indonesia bisa naik ke-60 dunia

Selain itu, terkait upah tenaga kerja di Batang juga hanya Rp 2 juta per bulan. Adapun dari sisi pembangunan infrastruktur, jarak kawasan industri Batang dengan tol hanya 250 meter. Serta juga telah tersedia jalur kereta barang dan pelabuhan.

Tak hanya itu, dengan luas 4.300 hektare, kawasan tersebut juga telah menyediakan ruang bagi para pelaku usaha kecil dan menengah. Sehingga, dengan pembangunan infrastruktur yang sudah memadai akan saling mendukung dalam kegiatan supply chain.

“Untuk infrastruktur, awalnya semua dibiayai oleh negara. Ini semata-mata dilakukan pemerintah dengan mendengar keluh kesah para investor serta memberikan kepastian,” ujar Bahlil.

Dengan kebijakan dan upaya yang dilakukan pemerintah mendorong kawasan industri di Batang, saat ini sudah ada tia perusahaan besar yang masuk dengan jumlah tanah yang dimanfaatkan sekitar 140 hektare.

“Ada pabrik kaca, pabrik otomotif dan pabrik battery. Insya Allah sebagian mereka akan launching di akhir tahun ini,” tambahnya.

Selanjutnya: Menko Ekonomi: Kesempatan bagi Indonesia ganti posisi China sebagai tujuan investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat