JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan peringkat layak investasi (investment grade) yang diberikan lembaga pemeringkat internasional S&P menjadi momentum perbaikan kinerja ekonomi secara keseluruhan. "Kita harus menggunakan perkembangan yang menggembirakan ini untuk terus mendorong reformasi yang bisa terus menghasilkan 'upgrade-upgrade' lagi," kata Thomas di Jakarta, Selasa (23/5). Thomas mengatakan perbaikan kinerja melalui reformasi secara terus-menerus diharapkan bisa menaikkan peringkat utang Indonesia lebih baik dari sekarang, meski saat ini telah dinyatakan sebagai layak investasi pada tingkat BBB-/stable outlook. "Kita tidak hanya puas dengan BBB minus, kita akhirnya mau ke BBB, BBB plus, A minus, A dan seterusnya. Kita harus terus menggenjot reformasi untuk mengembangkan ekonomi dan menjaga momentum," ujarnya. Thomas menambahkan pemberian peringkat layak investasi ini bisa memberikan dampak positif dalam waktu dekat dan menjadi pendorong masuknya aliran modal asing ke perekonomian Indonesia, terutama kepada instrumen saham maupun surat utang milik pemerintah. Menurut dia, masuknya aliran modal itu telah diproyeksikan hingga mencapai us$ 10 miliar atau sekitar Rp130 triliun dalam dua tahun mendatang oleh beberapa ekonom di bank investasi AS. "Dampaknya tidak akan instan, karena investor butuh waktu dan mempelajari lagi cara terbaik (untuk investasi), apakah di obligasi atau saham. Tapi dalam 12 hingga 24 bulan kedepan, dampaknya akan signifikan," ujar Thomas. Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional S&P telah menempatkan Indonesia pada layak investasi (investment grade) dengan menaikkan peringkat utang Indonesia pada tingkat BBB-/stable outlook. S&P menyatakan bahwa peningkatan peringkat utang Indonesia didukung oleh efektivitas kebijakan fiskal dalam menciptakan stabilitas perekonomian, meski saat ini terjadi ketidakpastian ekonomi global. Fokus pemerintah terhadap penciptaan anggaran yang lebih realistis juga menjadi poin penting dalam penilaian S&P, khususnya dalam mengurangi risiko penurunan penerimaan dan menekan pelebaran defisit anggaran. Pencapaian layak investasi itu menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia, sehingga diharapkan mampu menurunkan biaya utang pemerintah dan memberikan ruang fiskal lebih besar. Selain itu, apresiasi itu juga memiliki peran penting untuk meningkatkan investasi asing maupun domestik, baik di pasar modal, perbankan maupun korporasi, yang dalam jangka panjang bisa memberikan keyakinan positif terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Peringkat layak investasi sebelumnya telah diberikan kepada Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional lain seperti Japan Credit Rating Agency (JCRA) pada Juli 2010, Fitch Rating pada Desember 2011, Moody's pada Januari 2012 dan Rating and Investment pada Oktober 2012. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BKPM: Kenaikan peringkat jadi momentum perbaikan
JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan peringkat layak investasi (investment grade) yang diberikan lembaga pemeringkat internasional S&P menjadi momentum perbaikan kinerja ekonomi secara keseluruhan. "Kita harus menggunakan perkembangan yang menggembirakan ini untuk terus mendorong reformasi yang bisa terus menghasilkan 'upgrade-upgrade' lagi," kata Thomas di Jakarta, Selasa (23/5). Thomas mengatakan perbaikan kinerja melalui reformasi secara terus-menerus diharapkan bisa menaikkan peringkat utang Indonesia lebih baik dari sekarang, meski saat ini telah dinyatakan sebagai layak investasi pada tingkat BBB-/stable outlook. "Kita tidak hanya puas dengan BBB minus, kita akhirnya mau ke BBB, BBB plus, A minus, A dan seterusnya. Kita harus terus menggenjot reformasi untuk mengembangkan ekonomi dan menjaga momentum," ujarnya. Thomas menambahkan pemberian peringkat layak investasi ini bisa memberikan dampak positif dalam waktu dekat dan menjadi pendorong masuknya aliran modal asing ke perekonomian Indonesia, terutama kepada instrumen saham maupun surat utang milik pemerintah. Menurut dia, masuknya aliran modal itu telah diproyeksikan hingga mencapai us$ 10 miliar atau sekitar Rp130 triliun dalam dua tahun mendatang oleh beberapa ekonom di bank investasi AS. "Dampaknya tidak akan instan, karena investor butuh waktu dan mempelajari lagi cara terbaik (untuk investasi), apakah di obligasi atau saham. Tapi dalam 12 hingga 24 bulan kedepan, dampaknya akan signifikan," ujar Thomas. Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional S&P telah menempatkan Indonesia pada layak investasi (investment grade) dengan menaikkan peringkat utang Indonesia pada tingkat BBB-/stable outlook. S&P menyatakan bahwa peningkatan peringkat utang Indonesia didukung oleh efektivitas kebijakan fiskal dalam menciptakan stabilitas perekonomian, meski saat ini terjadi ketidakpastian ekonomi global. Fokus pemerintah terhadap penciptaan anggaran yang lebih realistis juga menjadi poin penting dalam penilaian S&P, khususnya dalam mengurangi risiko penurunan penerimaan dan menekan pelebaran defisit anggaran. Pencapaian layak investasi itu menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia, sehingga diharapkan mampu menurunkan biaya utang pemerintah dan memberikan ruang fiskal lebih besar. Selain itu, apresiasi itu juga memiliki peran penting untuk meningkatkan investasi asing maupun domestik, baik di pasar modal, perbankan maupun korporasi, yang dalam jangka panjang bisa memberikan keyakinan positif terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Peringkat layak investasi sebelumnya telah diberikan kepada Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional lain seperti Japan Credit Rating Agency (JCRA) pada Juli 2010, Fitch Rating pada Desember 2011, Moody's pada Januari 2012 dan Rating and Investment pada Oktober 2012. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News