BKPM optimistis realisasi penanaman modal tahun ini capai target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis realisasi penanaman modal atau investasi di tahun ini akan bisa mencapai target yakni sebesar 792,3 triliun. Optimisme itu didasarkan pada momentum memanfaatkan aliran dana asing yang masuk.

Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan mengatakan, investasi tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu lantaran adanya momentum untuk memanfaatkan aliran dana asing yang masuk ke emerging market. Tahun lalu, realisasi investasiĀ  tak mencapai target. Dari target Rp 765 triliun, realisasi investasi hanya 94,3% atau sebesar Rp 721,3 triliun.

Menurut Indra, hal tersebut disebabkan adanya berbagai hambatan global seperti perang dagang yang masih berlangsung, suku bunga Amerika Serikat yang cukup menarik dan berbagai hal lainnya.


"Sekarang perang dagang lebih mereda, posisi Trump tidak begitu liar, interest rate juga lebih rileks. Jadi ada momentum. Kunci kita adalah bagaimana kita memanfaatkan flow ke emerging market," tutur Indra, Rabu (24/4).

Indra melanjutkan, investasi yang masuk ke Indonesia akan lebih deras pada kuartal II hingga kuartal IV terutama setelah pemilu selesai dijalankan. Meski ia masih enggan mengatakan berapa besar realisasi investasi di kuartal I, tetapi Indra bilang masih ada kemungkinan pertumbuhan investasi yang melambat.

"Mungkin ada efek di wait and see, sehingga ada efek perlambatan sedikit," katanya.

Telah diselenggarakannya pemilu pada April ini pun diyakini memberikan kepastian kepada para investor sehingga niat berinvestasi lebih tinggi. Menurut Indra, biasanya investor sulit melakukan investasi bila terjadi ketidakstabilan atau ketidakpastian.

Dengan adanya hasil yang pasti, rasa percaya akan muncul rasa percaya dari investor, sehingga menjadi momentum masuknya investasi. Lebih lanjut, BKPM memperkirakan penanaman modal asing (PMA) tahun ini akan positif setelah tahun lalu mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar 8,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli