BKPM Tak Keberatan Pertamina Gantikan Pusri di Iran



JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merespons positif rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengundnag PT Pertamina (Persero) menggantikan PT Pupuk Sriwijaya dalam proyek kerjasama patungan pabrik pupuk dengan National Petrochemical Company of Iran (NPCI). Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan, meski gas bukan menjadi sektor bisnis Pertamina secara langsung, namun Pertamina memiliki neraca yang kuat. "Selain itu, Pertamina juga memiliki keterkaitan secara tidak langsung dengan gas dan urea. Karena untuk membangun pabrik Urea perlu gas," ujar Gita yang ditemui usai Rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (16/6).Selain mengundang PT Pertamina sebagai pengganti PT Pusri, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengemukakan masih membuka opsi mengenai keterlibatan pihak swasta dalam proyek ini. Menanggapi ini, Gita menyatakan tidak ada salahnya untuk melibatkan swasta. Ia hanya menekankan yang terpenting hasilnya adalah untuk kepentingan Indonesia. "Tidak ada salahnya melibatkan swasta, selama hasilnya untuk Indonesia. Karena kita perlu Urea," jelasnya. Meski begitu, ia menyatakan siapapun nanti yang diajak bekerjasama, keputusannya ada di Kementerian BUMN.Sebagai catatan sejak tahun 2007 lalu, PT Pusri dengan NPCI telah mendirikan perusahaan patungan dengan nama Hangeem Petrochemical Company. Menurut rencana melalui perusahaan patungan ini nantinya akan didirikan pabrik pupuk urea dan amonia di Iran dengan kapasitas 3.500 ton per hari.

Nilai investasi pabrik ini mencapai US$ 700 juta. Sedangkan harga gas yang digunakan untuk bahan baku pupuk ini nantinya diperkirakan hanya sebesar US$ 1 dolar per mmbtu, jauh lebih murah ketimbang harga gas di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: