JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar mengaku optimistis, sampai akhir tahun, target realisasi investasi di Indonesia tidak terganggu akibat keputusan Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve yang mengumumkan pemangkasan tapering off. Menurut Mahendra, kebijakan tapering off oleh The Fed dengan mengurangi sebesar US$ 10 miliar, Januari 2014 tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan investasi di Tanah Air. Sebab, perkembangan investasi sangat ditentukan kelanjutan pertumbuhan ekonomi dan bukan berdasarkan pergolakan pasar jangka pendek. "Tidak akan terlalu terasa, karena apa yang dilakukan sifatnya lebih kepada perkembangan ekonomi, tidak terbatas pada volatilitas perkembangan nilai tukar, perubahan-perubahan, kalau investasi jangka panjang seperti itu tidak akan berpengaruh," tutur Mahendra di Kantor Presiden, Kamis (19/12). Karena itu, Mantan Wakil Menteri Keuangan ini optimis, target nilai invesati sampai akhir tahun tercapai yakni sebesar Rp 390 triliun. Menurut Mahedra, dilihat dari nilai di pipe line, yang masuk, nilainya lebih besar dibandingkan tahun 2012, artinya ada peningkatkan. Mahendra menjelaskan, para investor masuk ke Indonesia sangat ditentukan apakah pertumbuhan ekonomi negara tersebut berlanjut atau tidak. Kalau pertumbuhan ekonomit Indonesia terus berlanjut, maka apa yang diproduksi mereka bisa terjual di Indonesia. "Mereka masih bisa mengambil keuntungan. Jadi itu yang menentukan, bukan dari variabel-variabel yang mungkin terpengaruh dari pergolakan pasar jangka pendek," ujarnya.
BKPM: Tapering off tak pengaruhi target investasi
JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar mengaku optimistis, sampai akhir tahun, target realisasi investasi di Indonesia tidak terganggu akibat keputusan Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve yang mengumumkan pemangkasan tapering off. Menurut Mahendra, kebijakan tapering off oleh The Fed dengan mengurangi sebesar US$ 10 miliar, Januari 2014 tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan investasi di Tanah Air. Sebab, perkembangan investasi sangat ditentukan kelanjutan pertumbuhan ekonomi dan bukan berdasarkan pergolakan pasar jangka pendek. "Tidak akan terlalu terasa, karena apa yang dilakukan sifatnya lebih kepada perkembangan ekonomi, tidak terbatas pada volatilitas perkembangan nilai tukar, perubahan-perubahan, kalau investasi jangka panjang seperti itu tidak akan berpengaruh," tutur Mahendra di Kantor Presiden, Kamis (19/12). Karena itu, Mantan Wakil Menteri Keuangan ini optimis, target nilai invesati sampai akhir tahun tercapai yakni sebesar Rp 390 triliun. Menurut Mahedra, dilihat dari nilai di pipe line, yang masuk, nilainya lebih besar dibandingkan tahun 2012, artinya ada peningkatkan. Mahendra menjelaskan, para investor masuk ke Indonesia sangat ditentukan apakah pertumbuhan ekonomi negara tersebut berlanjut atau tidak. Kalau pertumbuhan ekonomit Indonesia terus berlanjut, maka apa yang diproduksi mereka bisa terjual di Indonesia. "Mereka masih bisa mengambil keuntungan. Jadi itu yang menentukan, bukan dari variabel-variabel yang mungkin terpengaruh dari pergolakan pasar jangka pendek," ujarnya.