JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan tiga kabupaten, yakni Jepara, Cirebon dan Sukabumi untuk menjadi tujuan investasi sektor furnitur China dalam forum bisnis yang digelar di Dongguan, Guangdong, Tiongkok, Selasa (26/4). Menurut Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, ketiga kabupaten sentra furnitur tersebut diplih karena kesiapan mereka dalam mengembangkan industri furnitur di Indonesia serta hubungan kerja sama perdagangan yang sudah terjalin dengan China. "Dari sisi ketersediaan bahan baku serta tenaga terampil yang muda dan tergolong kompetitif, tiga sentra ini diharapkan dapat memberikan alternatif lokasi bagi investor China yang ingin melakukan relokasi usahanya ke Indonesia," katanya.
Franky menambahkan, ada beberapa keunggulan yang ditawarkan masing-masing wilayah yang dapat menjadi daya tarik bagi investor furnitur China, terutama kesiapan infrastruktur. "Keunggulan Cirebon terkait dengan infrastruktur yang akan dibangun yaitu bandara di Majalengka, juga tersedia tol Cisumdawu, kereta api 'double track' Jakarta-Semarang serta pasokan listrik yang memadai," katanya. Sementara di Jepara, terdapat lahan peruntukan industri seluas 26 hektare yang terletak 1 kilometer dari pusat pemerintah daerah Jepara. "Terkait ketersediaan listrik, terdapat 4 PLTU x 660 MW di mana unit 5 dan unit 6 pembangkit sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 2 x 660 MW," ujarnya. Daya tarik lainnya, lanjut Franky, ketiga wilayah tersebut juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara. Untuk Kabupaten Cirebon, rata-rata 1.300 kontainer di ekspor setiap bulan nya dengan negara tujuan ekspor Amerika, Jerman, Belanda, Korsel, China, Jepang, dan Rusia. Konjen RI di Guangzhou Ratu Silvi Gayatri menyampaikan bahwa promosi investasi merupakan salah satu tugasnya. Guangdong adalah salah satu kota terkemuka dan kota basis industri elektronik, permesinan, tekstil, makanan dan minuman serta industri kertas. "Tahun lalu sebanyak 40 usaha kecil menengah mebel indonesia mengikuti pameran di Dongguan. Adapun target nilai ekspor dalam lima tahun kedepan dibidang industri furniture ini sebesar 5 miliar dolar AS," ungkapnya. Ratu juga menyampaikan forum bisnis itu menjadi kesempatan yang baik untuk mendalami kebijakan investasi dan peluang investasi dibidang furnitur di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Agro Industri Kemenperin Panggah Susanto mengatakan daya saing industri furnitur Indonesia terletak dari melimpahnya bahan baku, corak dan desain yang unik, dan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi di bidang furnitur. "Indonesia memiliki kapasitas 622.000 ton rotan per tahun, terdiri dari 3.000 spesies, namun kurang dari 50 persen yang dimanfaatkan," jelasnya. Panggah juga berharap para investor furnitur dari Dongguan dapat bekerjasama dengan industri furnitur di Indonesia dengan menerapkan teknologi yang lebih modern dengan memanfaatkan produk rotan dan kayu di Indonesia yang melimpah. BKPM mencatat realisasi investasi dari sektor furniture di triwulan pertama tahun 2016 sebesar Rp775 miliar naik 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp602 miliar.
Jumlah investasi furnitur di kuartal pertama tahun 2016 tersebut diperoleh dari kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) 21 juta dolar AS dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp482 miliar. Ada pun investasi dari China yang pada kuartal pertama tahun 2016 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai 464,6 juta dolar AS sehingga menempatkannya sebagai investor terbesar ke empat di Indonesia. China merupakan salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia dan terus mengalami peningkatan pesat dalam dua tahun terakhir. Tercatat 2,1 miliar dolar AS investasi terealisasi sejak tahun 2010, tumbuh rata-rata 61 persen per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan