JAKARTA. Perusahaan batubara PT BlackGold Energy Indonesia akan membangun pabrik batubara cair alias coal liquefaction dengan perusahaan engineering asal Amerika Serikat, Burns & McDonnell di Indonesia. Kerjasama itu dituangkan dalam memorandum of understanding antara kedua belah pihak di Jakarta, Rabu (12/11). Chief Executive Officer PT BlackGold Energy Indonesia Phil Richard bilang, pihaknya berencana membangun fasilitas produksi coal liquefaction di dekat konsesi tambang batubara yang mereka miliki di Indragiri Hulu, Riau. Meski demikian kapasitas produksi belum bisa dijabarkan. "Saat ini kami masih melakukan feasibility study bersama, jadi belum ada detailnya," ujar Phil Richard, Rabu (12/11). Jika berjalan lancar, proses feasibility study berlangsung selama enam bulan sampai 12 bulan. Apabila hasil studi menunjukkan proyek layak dan ekonomis, kedua belah pihak akan menyiapkan dana US$ 500 juta–US$ 1 miliar. "Untuk mencapai efisiensi, fasilitas produksi batubara cair memang harus dilakukan dalam skala besar. Jika hanya dibangun dalam skala sedang dan kecil, perusahaan akan mengalami kerugian," jelas dia.
BlackGold & Burn bikin dua proyek
JAKARTA. Perusahaan batubara PT BlackGold Energy Indonesia akan membangun pabrik batubara cair alias coal liquefaction dengan perusahaan engineering asal Amerika Serikat, Burns & McDonnell di Indonesia. Kerjasama itu dituangkan dalam memorandum of understanding antara kedua belah pihak di Jakarta, Rabu (12/11). Chief Executive Officer PT BlackGold Energy Indonesia Phil Richard bilang, pihaknya berencana membangun fasilitas produksi coal liquefaction di dekat konsesi tambang batubara yang mereka miliki di Indragiri Hulu, Riau. Meski demikian kapasitas produksi belum bisa dijabarkan. "Saat ini kami masih melakukan feasibility study bersama, jadi belum ada detailnya," ujar Phil Richard, Rabu (12/11). Jika berjalan lancar, proses feasibility study berlangsung selama enam bulan sampai 12 bulan. Apabila hasil studi menunjukkan proyek layak dan ekonomis, kedua belah pihak akan menyiapkan dana US$ 500 juta–US$ 1 miliar. "Untuk mencapai efisiensi, fasilitas produksi batubara cair memang harus dilakukan dalam skala besar. Jika hanya dibangun dalam skala sedang dan kecil, perusahaan akan mengalami kerugian," jelas dia.