KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika manajer aset terbesar di dunia mempersempit fokusnya hanya pada dua aset kripto utama, investor global pun menaruh perhatian. BlackRock Inc., raksasa pengelola dana asal Amerika Serikat, kini menempatkan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sebagai dua aset digital inti dalam portofolionya.
Fokus Baru BlackRock di Pasar Kripto
Menurut Laporan Pasar Kripto Kuartal III 2025 dari Finbold, BlackRock meningkatkan kepemilikan aset kripto senilai lebih dari US$22,46 miliar hanya dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh penambahan eksposur ke Ethereum, di samping akumulasi Bitcoin yang berkelanjutan.Bitcoin Tetap Jadi Aset “Anchor”
Bagi BlackRock, Bitcoin masih menjadi jangkar utama dalam eksposur kriptonya. BTC tetap menjadi aset paling likuid, banyak dimiliki, dan paling ramah regulasi di antara seluruh aset digital. Statusnya sebagai “emas digital” terus menarik minat manajer portofolio yang mencari instrumen lindung nilai (hedge) terhadap volatilitas pasar. CEO BlackRock Larry Fink bahkan baru-baru ini menyebutkan bahwa harga Bitcoin berpotensi menembus US$700.000 apabila arus masuk ETF tetap kuat dalam jangka panjang. “Anda memiliki kripto jika Anda percaya bahwa negara-negara akan terus melemahkan nilai mata uang mereka,” ujar Fink. Meski Bitcoin mungkin tidak menawarkan lonjakan harga spektakuler seperti altcoin yang lebih kecil, selama lembaga besar seperti BlackRock terus membeli, BTC akan tetap menjadi tolok ukur utama sektor kripto. Baca Juga: Laba Kuartal III-2025 BlackRock Naik, Aset Kelolaan Tembus Rekor US$13,46 TriliunEthereum Jadi Pilar Pertumbuhan
Jika Bitcoin adalah jangkar, maka Ethereum adalah motor pertumbuhan bagi strategi investasi kripto BlackRock. Berdasarkan laporan Finbold, kepemilikan Ethereum di portofolio digital BlackRock melonjak tajam pada kuartal III 2025, bahkan melampaui tingkat pertumbuhan Bitcoin. Berbeda dengan Bitcoin yang berfungsi utama sebagai penyimpan nilai (store of value), Ethereum mendukung ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), staking, tokenisasi, dan kontrak pintar (smart contracts). Karena itu, Ethereum dianggap sebagai aset yang merepresentasikan utilitas dan infrastruktur kripto, bukan sekadar kelangkaan. Bahkan sejumlah analis Wall Street menyebut Ethereum sebagai “taruhan infrastruktur kripto”, terutama karena aset-aset dunia nyata (real-world assets) dan obligasi pemerintah AS yang ditokenisasi mulai berpindah ke jaringan Ethereum.Lonjakan Kepemilikan Kripto BlackRock pada Oktober
Data pelacakan dompet digital menunjukkan, antara 1 Oktober hingga 29 Oktober 2025, total kepemilikan aset digital BlackRock meningkat dari US$103,8 miliar menjadi US$108,3 miliar. Baca Juga: BlackRock Tambah Aset Kripto Rp360 Triliun dalam Tiga Bulan, Ethereum Jadi Primadona- 36.570 BTC senilai sekitar US$3,98 miliar, dan
- 218.000 ETH senilai sekitar US$520 juta.